Sutiaji Meyakini Potensi Kreatif Kota Malang ‘Seksi Sekali’

MALANGVOICE – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar rapat koordinasi dan focus group discussion (FGD) bersama para pelaku dan pegiat ekonomi kreatif pada Jumat (10/12).

Rapat kali ini digelar di pasar bareng, untuk memberikan kesan lebih santai, ditemani kopi dan beberapa sajian polo pendhem.

Wali Kota Malang, Sutiaji menyampaikan, kemajuan teknologi tidak bisa ditolak siapapun, penjual dan pembeli pun makin banyak bertemu di platform digital, namun demikian ekonomi kerakyatan tentu harus terus diperjuangkan. 

“Komite ekonomi kreatif rapat di pasar rakyat barangkali satu-satunya di Indonesia, dibaliknya ada pesan penting aktivasi dan penguatan ekonomi kerakyatan dengan kreatif”, ujarnya, Jumat (10/12).

Orang nomor satu di Kota Malang tersebut memiliki keyakinan, potensi kreatif Malang ‘seksi sekali’ tidak hanya di tataran regional namun juga nasional bahkan internasional. 

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan trofi Penghargaan Kota Malang sebagai Kota Kreatif 2021. Penyerahan trofi kepada Wali Kota Malang dilakukan M Ziaelfikar Albaba selaku Ketua Start-up Singo Edan (STASION) Malang menindaklanjuti penetapan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Samarinda pada 30 November lalu.

Wali Kota Malang mendapatkan trofi, (Humas).

Selama FGD dilaksanakan ada beberapa usulan yang disampaikan para pelaku industri kreatif yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Salah satunya disampaikan Ki Joko Rendi, menceritakan pengalaman pernah pada suatu ketika ada wisatawan yang ingin mencari lokasi Pasar Seni Bareng tersesat karena tidak mengetahui penanda arah menuju lokasi. “kami berharap ada penanda arah untuk menarik pengunjung ke pasar”, usul ki Joko.

Atas usulan tersebut Sutiaji menegaskan kembali komitmen Pemkot Malang untuk terus menata dan selanjutnya memperkuat branding pasar-pasar tradisional. Menurutnya, penanda arah yang dibutuhkan dapat dimaknai dalam dua hal, fisik dan digital.

“kemajuan teknologi tidak bisa ditolak, orang sekarang mencari alamat ya melalui google map. maka nanti saya tugaskan kominfo untuk perkuat branding pasar”, Sambung Sutiaji.

Menyoal branding, Dadik Wahyu Chang, anak muda kreatif dari Bantaran mendorong agar ada kesinambungan dalam hal kebijakan aktivasi aset kreatif Kota Malang. Ia mencontohkan pentingnya penguatan aktivasi maskot Kota Osi dan ji yang memiliki makna mendalam Iso dadi siji (bisa jadi satu) yang tersemat dalam filosofi maskot.

Sementara itu, Taufik Saguanto, salah satu anggota Komite Ekonomi Kreatif bidang Pemasaran dan Komunikasi menambahkan harapan agar pasar-pasar tradisional bisa memainkan peran mendukung ekonomi kreatif sebagai creative hub maupun coworking space mengingat banyak anak-anak muda kreatif membutuhkan alamat untuk pengembangan perusahaan. Dengan demikian diyakini pasar pun memiliki daya tarik lebih dimata masyarakat.

Berbagai usulan yang disampaikan para pelaku industri kreatif itu, mendapatkan apresiasi dari Sutiaji.

Menurutnya dengan adanya usulan tersebut akan membantu memperkaya proses mematangkan Kota Malang sebagai Kota Kreatif di Indonesia.

“Optimasi potensi menurutnya akan tercapai jika semua pihak meminggirkan kepentingan individual atau kelompok untuk bersatu. Kuncinya adalah kolaborasi”, tandasnya.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait