Sutiaji Apresiasi Posyandu Anggrek Turunkan Stunting

Wali Kota Malang Drs Sutiaji menyapa warga Gadingkasri. (istimewa)

MALANGVOICE – Upaya unik Posyandu Anggrek Kelurahan Gadingkasri dalam mencegah dan menurunkan angka stunting mendapat apresiasi Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji.

Dalam kunjungannya bersama Ketua TP PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji, Jumat (16/5), rombongan juga memberikan sejumlah bantuan kepada warga disabilitas, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), lansia dan balita bergejala stunting.

Posyandu Anggrek sukses menurunkan angka stunting di wilayahnya dari yang semula 40 anak stunting kini turun menjadi 16 anak dalam jangka waktu 2 bulan saja. Salah satu kunci keberhasilan tersebut adalah pemberian jamu herbal penambah nafsu makan balita, yang tentunya juga diimbangi dengan asupan gizi seimbang, yaitu paket nasi tim beserta sayur dan lauknya.

Baca Juga: Siswi Tewas Kecelakaan Terlindas Truk di Jalan Galunggung

Kisah Sukses Kopi Selo Parang, Bertahan Dihantam Pandemi dengan Inovasi

Upaya ini merupakan inovasi Gerus Stunting (Gerakan Seribu Rupiah untuk Stunting) yang disinergikan dengan Rumah Pelita (Rumah Pemulihan Gizi Balita). Gerus Stunting adalah gerakah sedekah uang seribu rupiah perhari dari semua anggota TP PKK Kelurahan Gadingkasri. Kemudian hasil dari gerakan ini diwujudkan untuk membantu balita stunting.

Sementara Rumah Pelita merupakan program swadaya dari masyarakat dengan memanfaatkan hasil pekarangan yang ada. Untuk kemudian kader posyandu akan memasaknya menjadi makanan tambahan bergizi seimbang untuk balita.

Menurut Sutiaji, inovasi Posyandu Anggrek patut ditiru berbagai kelurahan lain.

“Jadi harus dikolaborasikan dan ini perlu ditularkan. Kemarin banyak kita temui di kelurahan lain, dia (balita) tidak mau sayuran, tidak mau ikan. Solusinya mungkin bisa dibuat olahan kombinasinya. Dan bisa dengan dirangsang jamu, akhirnya dia mau, nafsu makannya bertambah. Jadi inovasi-inovasi di kelurahan mana yang bisa direplikasi dan digabung itu kita terapkan,” ucap Sutiaji.

Lebih lanjut, Sutiaji menyebut upaya pencegahan dan penurunan stunting harus dilakukan secara sinergis di level manapun, termasuk kelurahan.

“Mulai tingkat kelurahan. Bisa melalui Bu Lurah dan TP PKK termasuk Posyandu, stunting ini bisa dicegah. Menu makannya ini disesuaikan dengan anak. Barangkali anaknya tidak mau nasi biasa, diolah yang lain; mungkin jadi nasi tim lalu ditambah lauk pendamping. Ini bisa diterapkan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan stunting,” ujar Sutiaji.

Sementara itu, Yuli, Ketua Posyandu Anggrek, mengatakan, posyandu ini memiliki program terkait stunting, ia menambahkan inovasi jamu penambah nafsu makan dan nasi tim menjadi unggulan.

“Kebetulan untuk nasi tim ini juara satu se Kota Malang pada bulan Desember tahun kemarin. Kemudian untuk yang kemarin saya juga pakai minuman herbal telang untuk anak-anak biar tidak sering kembung; yaitu jahe sama telang,” ucapnya.

Terakhir, Ulfa, warga Gadingkasri menyebut program yang diberikan Posyandu Anggrek memberikan dampak positif terhadap perkembangan berat badan buah hatinya yang berusia 16 bulan.

“Programnya kan ada makanan sehat, jamu untuk meningkatkan nafsu makan dan mencegah stunting. Alhamdulillah, sejak minum jamu itu nafsu makan anak saya bertambah. Kemarin untuk beratnya 7,2 kg, terakhir tanggal 7 kemarin itu naik menjadi 8 kg,” ucapnya.(der)