Sosok Erick Thohir Muncul Jadi Cawapres Ideal Mewakili NU

Diskusi Publik dengan tema membahas Cawapres Potensial di Jatim digelar di Pelangi 2 Kota Malang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Diskusi Publik dengan tema membahas Cawapres Potensial di Jatim digelar di Pelangi 2 Kota Malang memunculkan sosok Erick Thohir yang ideal mewakili kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Rabu (4/10).

Dalam diskusi itu menghadirkan beberapa narasumber yang juga membahas potensi wilayah Jatim dalam peraihan suara di pemilu.

Diketahui, wilayah Jatim merupakan potensi pemilih sekitar 16 persen dari Pulau Jawa. Besarnya potensi pemilih di Jawa Timur ini menjadi daya tarik tersendiri terutama menjelang Pemilihan Umum Presiden.

Baca Juga: Belasan Korban Penipuan Berkedok Pembangunan Tower Lapor ke Polresta Malang Kota

Daftar Cheat Bully PS2, Lengkap dengan Tips Menyelesaikan Game

Berdasarkan hasil empat Pilpres sejak 2004 hingga 2019, pemenang Pilpres selalu merupakan pasangan yang juga unggul di Jawa Timur selain di wilayah potensial lain.

Artinya, Jawa Timur merupakan salah satu kunci kemenangan dalam Pilpres. Untuk memenangkan Pilpres, tidak bisa tidak, pasangan calon dan timnya harus memperhitungkan Jawa Timur sebagai salah satu prioritas.

Berbicara mengenai perilaku memilih di Jawa Timur, tidak bisa dilepaskan dari organisasi massa terbesar di Indonesia: Nahdlatul Ulama (NU). Jawa Timur sejak dulu merupakan basis NU, dan arah dukungan NU turut menentukan pilihan warga Jawa Timur.

Meski seringkali NU tidak secara resmi mendukung salah satu pasangan dalam Pilpres, namun warga membaca keberpihakan para kyai NU dan menjadikannya salah satu pertimbangan dalam memilih.

Mengetahui kecenderungan tersebut, para calon pun berebut dukungan NU menjelang pemilu, baik dengan mengusung calon berlatar belakang NU atau mengunjungi para kiai NU untuk menunjukkan kedekatan, dengan harapan gerbong kiai NU akan ikut tergerak untuk mendukung calon tersebut.

Prabowo Subianto yang saat ini diusung Partai Gerindra dan didukung partai koalisi, yakni Partai Golkar, Partai PAN Partai Gelora serta Partai Demokrat pun pada dasarnya membutuhkan pasangan Calon Wakil Presiden yang memiliki kekuatan elektoral di Jawa Timur.

Gus Sani selaku Tokoh Muda dari kalangan Nahdatul Ulama menyampaikan, berdasar rilis survei beberapa pekan terakhir, terdapat beberapa nama yang sangat kuat yang mana nama tersebut merupakan keterwakilan dari kalangan NU.

“Erick Tohir yang merupakan keterwakilan NU dan juga sebagai ketua Pelaksana 1 abad NU, beliau menempati urutan pertama cawapres potensial dengan angka 22,7% dan sangat layak untuk melengkapi Bapak Prabowo Subianto,” jelasnya.

Sementara Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Malang, Yunan Syaifullah, mengaku, memenangkan suara di Jatim berpotensi menjadi pemenenang Pemilu 2024.

Hal itu dikarenakan pemilih di Jawa Timur merupakan pemilih loyal dan jumlahnya sangat besar. Terdapat modal besar juga yang dipegang Erick Tohir, yakni selain merupakan sosok cawapres potensial dari kalangan NU, ia merupakan Ketua PSSI.

“Dengan adanya nama beliau di urutan pertama di hampir semua lembaga survei, menariknya juga dengan kapasitas beliau sebagai ketua Umum PSSI, beliau mampu membangun euforia dalam dunia sepak Bola menjadi lebih segar sehingga mampu mempersatukan serta merajut keberagaman dari persatuan suporter yang selama ini tidak diperhatikan kandidat lain. Menurut saya ini pola yang menarik dari Pak Erick Tohir,” lanjut Yunan.

Ikhtiar yang dilakukan melalui kedekatan dengan kultural NU serta perannya sebagai Ketua Umum PSSI pun mendapat sorotan dari KH. Khoiruddin.

Menurutnya, Erick Tohir yang sangat rajin sowan ke kiai – kiai di pondok serta melakukan ziarah ke makam para pendiri NU merupakan bukti nyata Erick Tohir sesungguhnya memiliki kedekatan Emosional dengan NU kultural. Hal ini tentu yang membuat Erick dapat diterima disemua kalangan terutama di NU.

“Selain itu, Pak Erick juga melalui kerja – kerja di PSSI telah menunjukan upaya peningkatan kualitas sepak bola kita. Pak Erick sangat paham bahwa olahraga yang menjadi hiburan masyarakat kita di Indonesia adalah sepak bola, sehingga beliau memaksimalkan kinerja untuk memperbaiki olahraga ini. Dan tentu hal ini disambut baik oleh kalangan sepak bola kita,” tutupnya.(der)