Setahun Penjualan Sepi, Pedagang Bakar Satu Ton Lebih Keripik Apel

MALANGVOICE – Sepinya wisatawan di Kota Batu berdampak besar bagi penjualan keripik apel. Banyak pedagang membakar produknya karena selama satu tahun pandemi Covid-19 ini tidak ada pemasukan.

Salah satunya pedagang kripik apel asal Desa Tulungrejo, Bumiaji, Kota Batu Wahyu Nano. Hari ini, ia membakar keripik apelnya dan sebagian diberikan kepada ternaknya.

“Kami tidak mungkin menjual produk kami lagi karena sudah satu tahun tersimpan. Jadi keadaannya sudah kedaluwarsa dan tidak layak jual,” jelasnya.

Pembakaran produknya dan diberikan kepada ternak terpaksa ia lakukan. Ia sudah satu tahun lamanya menunggu pelanggan yang tak kunjung datang.

“Karena sepi lebih baik dibakar untuk dimusnahkan. Sisanya diberikan ke ternak sebagai pakan daripada dikonsumsi masyarakat bisa bahaya nanti bisa keracunan atau terjadi hal-hal yang diinginkan,” lanjutnya.

Sebanyak satu ton setengah produk kripik apel dari Kendedes Selecta Fruit yang dibakar. Sebelumnya produk dari perusahaan itu sudah memiliki pasar yang luas, di Kota Batu, Kota Malang hingga luar kota produk dari Kendedes Fruit sudah memiliki nama.

Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari selaku pemilik Kendedes Selecta Fruit mengatakan sudah setahun pihaknya tidak memproduksi kripik apel. Sepinya wisatawan menjadi faktor utama mandegnya produksi ini.

“Kita punya 30 karyawan dari tetangga-tetangga sekitar. Mereka kami rumahkan, karena keadaannya seperti ini jadi terpaksa harus dilakukan,” jelasnya.

Sebelum ada hantaman pandemi Covid-19 Khamim mengaku bisa memproduksi satu ton per hari. Keuntungannya bisa mencapai Rp 10 juta rupiah.

Khamim melanjutkan banyak karyawannya yang menggantungkan hidupnya di sana. Memang dirinya berusaha melakuakn pemberdayaan masyarakat sekitar.

“Sebenarnya kami kasihan harus merumahkan mereka. Tapi ya bagaimana lagi,” imbuhnya.

Sebagai anggota dewan ia berharap kepada Pemkot Batu untuk merespon permasalahan ini. Pada saat ini Khamim menilai pedagang oleh-oleh kripik apel memerlukan dukungan pemerintah.

“Terutama pendampingan dan motivasi, pendampingannya berupa alternatif usaha lain. Selain itu juga ada bantuan permodalan dengan bunga yang ringan,” tandasnya.(der)