MALANGVOICE– Sejumlah lembaga pendidikan di beberapa wilayah mengambil langkah antisipasi di tengah situasi yang tak menentu. Kebijakan yang diambil mulai dari meliburkan kegiatan belajar mengajar (KBM) maupun mengganti dengan skema pembelajaran secara daring.
Meski begitu, langkah antisipasi ini tak diberlakukan di lembaga-lembaga pendidikan Kota Batu. Kegiatan belajar mengajar masih dilakukan secara luring atau tatap muka di tingkat pendidikan SD dan SMP se Kota Batu. Hal ini karena situasi Kota Batu dinyatakan kondusif tanpa ada gejolak di tengah masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, M. Chori mengatakan, kegiatan belajar mengajar berjalan seperti biasa. Tentunya kebijakan ini diberlakukan sementara sembari melihat perkembangan situasi dan kondisi di Kota Batu mulai 1-4 September.
“Sementara kegiatan pembelajaran masih luring, tentunya juga tetap waspada dan antisipasi,” terang Chori.
Aktivitas pembelajaran tatap muka terpantau diberlakukan di SDN ngaglik 1 dan SDN ngaglik 2. Terpantau siswa mengikuti pembelajaran dengan mengenakan seragam merah putih seperti biasa.
Salah satu guru Agama SDN 2 Ngaglik Wahyu Agung Satria mengatakan bahwa pembelajaran sementara ini tetap dilaksanakan seperti biasa. Namun, pihaknya juga telah bersiap ketika ada kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Dindik Kota Batu.
“Sejauh ini belum ada instruksi apakah anak-anak ini dipulangkan cepat atau tidak. Saya dapat informasi, soal ini juga masih akan dirapatkan oleh Pemkot Batu,” kata dia.
Sementara itu, di halaman Balai Kota Among Tani Kota Batu digelar do’a bersama yang diikuti ribuan ASN, Forkopimda dan tokoh agama. Dalam acara tersebut diserukan deklarasi damai sebagai wujud kepedulian dan empati atas terjadinya kericuhan di sejumlah daerah yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.
Wali Kota Batu, Nurochman mengungkapkan duka cita atas meninggalnya enam saudara sebangsa dalam tragedi demonstrasi di Jakarta dan Makassar. Ia menegaskan bahwa doa bersama ini menjadi pengingat bagi semua pihak agar demokrasi dijalankan dengan kedewasaan, tanpa harus mengorbankan persatuan bangsa. Ia mengajak seluruh masyarakat Batu untuk tetap waspada terhadap provokasi dan ajakan kericuhan.
“Kami menyampaikan simpati dan empati mendalam atas meninggalnya enam saudara kita dalam proses penyampaian aspirasi dan demokrasi. Semoga para almarhum husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ujarnya.
Melalui deklarasi damai ini, diharapkan seluruh masyarakat Kota Batu semakin solid dalam menjaga kerukunan, memperkuat persatuan, serta menjadi bagian dari ikhtiar bersama menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
“Rasa cinta kita, nasionalisme kita, dan kebersamaan kita adalah kunci menjaga Indonesia, menjaga Kota Batu. Mari kita bekerja dengan sederhana, berpihak pada rakyat, serta menghadirkan kebijakan yang menenangkan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Kapolres Batu menegaskan pentingnya menjaga kondusivitas wilayah. “Kami menghimbau warga untuk tidak terprovokasi isu atau ajakan anarkis. Kritik dan aspirasi warga Batu tentu akan kami dengarkan,” tegas Kapolres.
Kajari Batu juga mengingatkan bahwa kejadian anarkis di berbagai daerah harus menjadi pelajaran penting. “Semoga Kota Batu tidak terpicu dengan aksi anarkis. Stabilitas hukum dan pemerintahan harus terus kita jaga, karena kondusivitas daerah adalah modal pembangunan,” ungkapnya.(der)