Sasar 25.690 Anak, Vaksinasi Polio Putaran Kedua Digelar hingga 25 Februari

Petugas Kesehatan Puskesmas Sisir memberikan tetes vaksin polio kepada seorang pelajar sekolah dasar. (MVoice/Dinkes Batu).

MALANGVOICE– Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran kedua di Kota Batu digelar mulai 19-25 Februari.

Dinkes Kota Batu menargetkan sebanyak 25.690 anak terlindungi vaksin polio. Agar target itu bisa tercapai diikuti pula dengan pembentukan 292 pos PIN yang tersebar di seluruh puskesmas, posyandu hingga SD/MI.

Penyelenggarannya tak jauh berbeda dengan PIN Polio putaran pertama yang digelar pada 15-20 Januari. Rentang usia anak yang disasar mulai 0 hingga 7 tahun. Pada putaran pertama, sasaran vaksin polio melebihi target. Tercatat ada sebanyak 25.690 anak. dari target awal sebanyak 24.677 anak.

Vaksin yang digunakan merupakan generasi terbaru, yakni novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2,. Diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan. Langkah ini sebagai bentuk perlindungan dan meningkatkan kekebalan tubuh anak agar tak terserang virus yang mengakibatkan penyakit lumpuh layu akut.

“Vaksinasi polio ini merupakan upaya perlindungan untuk anak balita sampai usia dibawah 8 tahun. Jadi setelah kami berikan vaksin pada putaran pertama. Kami kembali memberikan vaksinasi pada putaran kedua ini,” papar Kepala Puskesmas Batu, dr Yongki Orris.

Baca juga:
KPU Siapkan Coblosan Ulang di Tiga TPS

Hari Kedua, Cakupan Vaksinasi Polio di Kota Batu Mencapai 37,99 Persen

Pemkot Malang Target 100 Ribu Anak Bebas Polio

Pemberian vaksin akan dilanjut ke putaran ketiga jika masih ditemukan kasus polio di Kota Batu. Sebaliknya, vaksinasi cukup sampai putaran kedua jika sudah dinyatakan aman dari kasus polio.

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menambahkan, sejauh ini Dinkes Kota Batu belum menemukan adanya kasus penyakit lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP), yang disebabkan oleh virus Polio tipe dua di Kota Batu.

“Meski begitu imunisasi tetap harus dilakukan. Guna meningkatkan kekebalan tubuh anak. Proses imunisasi dilakukan dengan metode tetes. Bukan dilakukan dengan cara disuntik,” papar Susan.

Dia menambahkan, untuk melakukan pencegahan penyakit polio pada anak. Selain melalui imunisasi juga harus diimbangi dengan penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera melapor kepada petugas kesehatan atau puskesmas terdekat. Bila menemukan anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh layu mendadak.

“Polio merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Virus polio dapat menular melalui air yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus polio,” pungkasnya.(der)

1 COMMENT

Comments are closed.