Ratusan Warga Malang Serbu Film “Istirahatlah Kata-Kata”

Penonton saat antri memesan tiket Film Istirahatlah Kata-Kata.(miski)
Penonton saat antri memesan tiket Film Istirahatlah Kata-Kata.(miski)

MALANGVOICE – Ratusan warga dari berbagai kalangan menyerbu pemutaran film “Istirahatlah Kata-Kata”, di Bioskop Mandala 21, Kota Malang, Kamis (2/2).

Manager Bioskop Mandala 21, Bambang Wibisono, mengatakan, hari ini ada lebih 600 an penonton yang sudah pesan tiket. Waktu tayangnya pukul 17.20, 17.45, 19.30 dan 20.00 WIB.

Padahal, di hari pertama hanya 49 orang, dan hari kedua 85 orang.

“Kami dihubungi kantor pusat kalau ada nobar film Istirahatlah Kata-Kata hari ini,” kata dia, beberapa menit lalu.

Pihaknya bel tahu pasti berapa hari film “Istirahatlah Kata-kata” akan diputar. Sepenuhnya, lanjut dia, kantor pusat yang menentukan.

Sejak dirilis tayang perdana memang tidak ada jadwal pemutaran film yang disutradarai Anggi Yosep Noen ini.

“Tidak ada jadwal, tapi sekali lagi karena kantor pusat memerintahkan,” papar dia.

Film Istirahatlah Kata-Kata menceritakan penyair kritis, Wiji Thukul. Ia sosok penyair yang kritis terhadap ketidakadilan penguasa. Rezim Soeharto telah 30-an tahun memegang pemerintahan di Indonesia dan mematikan demokrasi. Puisi-puisi Wiji lugas dan selalu diteriakkan dalam demonstrasi-demonstrasi melawan rezim.

Pada Juli 1996, pecah kerusuan di Jakarta, Wiji Thukul dan beberapa aktivis pro-demokrasi ditetapkan sebagai tersangka pemicu kerusuhan. Wiji lalu melarikan diri ke kota Pontianak. Selama hampir 8 bulan di Pontianak, Wiji tinggal berpindah-pindah rumah bahkan tinggal bersama dengan orang-orang yang sama sekali belum dia kenal.

Wiji mengawali pelariannya dengan ketakukan, karena status baru menjadi buronan. Namun, Wiji tetap menulis puisi dan beberapa cerpen dengan menggunakan nama pena lain. Wiji juga berganti identitas untuk mengelabui administrasi negara, tercatat Wiji menggunakan beberapa nama di dalam pelariannya.