MALANGVOICE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melakukan pendampingan psikologi (trauma healing) kepada para korban gempa bumi bermagnitudo 6,1 di Kabupaten.
Camat Ampelgading, Ahmad Sovie Nuralam mengatakan, pascagempa bumi yang mengguncang wilayah Kabupaten Malang pada Sabtu (10/4) tersebut meninggalkan luka mendalam, trauma, depresi, perasaan tertekan dan was-was bagi warga di daerah-daerah yang terdampak, khususnya pada anak-anak.
“Untuk memulihkan kondisi psikis mereka yang trauma akibat gempa, tim dari Dinas Kesehatan (Dinkes) di bantu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) melakukan trauma healing,” ucapnya, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat (16/4).
Menurut Sovi, kegiatan trauma healing tersebut dilakukan untuk semua warga di Ampelgading, mereka menyebar ke 13 desa yang ada, yakni Desa Argoyuwono, Lebakharjo, Mulyosari, Purwoharjo, Sidorenggo, Simojayan, Tamanasri, Tamansari, Tawangagung, Tirtomarto, Tirtomoyo, Wirotaman, dan Sonowangi.
“Disini tidak ada tenda pengungsian, mereka bermalam di depan rumah masing-masing dengan mendirikan tenda,” jelasnya.
Dengan tidak mendirikan tenda pengungsian tersebut, lanjug Sovi, di lakukan karena sebagai antisipasi adanya klaster baru akibat tempat pengungsian.
“Kami tidak mendirikan tenda besar untuk para pengungsi, tenda ada di depan rumah masing-masing warga, di khawatirkan ada penyebaran Covid-19,” terangnya.
Untuk itu, tambah Sovi, dirinya berharap agar para orang tua dapat menjadi konselor trauma healing kepada anaknya dengan tetap bersikap tenang dan meluangkan waktu untuk bermain.
“Saya berharap trauma healing tersebut akan terus berlangsung beberapa hari ke depan hingga rasa trauma yang meyerang psikologi mereka dapat berkurang,” tukasnya.
Sebagai informasi berdasarkan data yang berhasil dihimpun dari BPBD Kabupaten Malang sementara, yang terdampak gempa bermagnitudo 6,1 tersebut menyebabkan empat orang meninggal dunia, dan 107 orang mengalami luka-luka.
Untuk kerusakan rumah warga sementara total ada sebanyak 5.924 unit, sedangkan bangunan sekolah ada 192 unit, fasilitas kesehatan (Faskes) ada 15 unit, dan bangunan tempat ibadah 104 unit, serta 28 fasilitas umum lainnya yang mengalami kerusakan.
Kerusakan bangunan dan korban jiwa tersebut tersebar di 29 dari 33 kecamatan di Kabupaten Malang, namun, untuk daerah paling banyak terdampak gempa tersebut ada di Kecamatan Tirtoyudo, Dampit, dan Ampelgading.(der)