MALANGVOICE– Perusahaan Google memberikan plakat penghargaan Kandidat Sekolah Rujukan Google (KSRG) kepada Pemkot Batu. Penghargaan diberikan bertepatan dengan momen peringatan Hari Pendididikan Nasional (Hardiknas) 2025.
Di Kota Batu terdapat dua sekolah yang terpilih menjadi KSRG, yakni SMPN 4 dan SMPN 2. Program KSRG ditujukan bagi sekolahh negeri yang ingin menghadirkan kegiatan pembelajaran inovatif berbasis alat-alat Google for Education
Di momen Hardiknas 2025, Pemkot Batu juga meluncurkan program 1.000 sarjana yang termasuk sebagai salah satu program prioritas ‘Nawa Bhakti’ yang dicetuskan pasangan kepala daerah Nurochman-Heli Suyanto. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan pendidikan dalam menghadapi bonus demografi guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Mengingat sektor pendidikan menjadi pintu gerbang yang mengantarkan pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) berkualitas menuju kemajuan peradaban.

Wali Kota Batu, Nurochman menyampaikan, beasiswa 1.000 sarjana bagian dari program ungulan demi mewujudkan visi Mbatu SAE. Program 1000 Sarjana dapat diikuti oleh seluruh masyarakat Kota Batu, bukan hanya lulusan baru, tapi juga para guru, perangkat desa dan tenaga lainnya yang membutuhkan peningkatan kapasitas. Sehingga membuka kesempatan kepada masyarakat, terutama yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk mengenyam pendidikan tinggi.
“Program unggulan 1.000 sarjana kami luncurkan, sebagaimana visi misi Kota Batu, yakni mewujudkan SDM yang berkarakter, berkualitas dan berdaya saing. Melalui program ini, kami akan buka akses seluas-luasanya bagi anak-anak hebat Kota Batu, untuk meraih pendidikan tinggi dan menggapai cita-cita besar,” tutur Cak Nur, sapaan Nurochman.
Ia menyadari sektor pendidikan berperan vitai sebagai tumpuan fundamental dalam meningkatkan SDM yang menjadi aset penting menciptakan kemajuan bangsa. Melalui pendidikan juga menjadi tempat persemaian benih-benih nilai budi pekerti meraih kehidupan bermakna selaras tantangan zaman. Terdapat tiga pilar utama untuk mewujudkan pendidikan yang ‘SAE’ (bagus). Diantaranya kecerdasan yang memuaskan, karakter yang menginspirasi dan kepedulian yang menyejukkan. Para guru adalah penyalur cahaya peradaban dan para pelajar adalah api harapan masa depan.
“Dari Kota Wisata ini, mari kita lahirkan pemimpin yang berintegritas. Inovator yang kreatif dan penggerak perubahan. Dengan semangat gotong royong, mari kita bangun sekolah yang adaptif, pembelajaran yang revolusioner dan ekosistem yang edukatif,” kata Cak Nur.
Lebih lanjut, dia juga memaparkan, untuk program unggulan 1.000 sarjana akan dibagi menjadi beberapa klaster penerima. Diantaranya seperti pelajar berprestasi, pelajar dari keluarga kurang mampu, penyandang disabilitas hingga erangkat desa yang ingin memperdalam ilmu perencanaan pembangunan desa.
“Kemudian guru non-ASN yang ingin melanjutkan studi, pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kompetensi usaha dan Hafiz maupun Hafizah Al-Quran sebagai bentuk apresiasi terhadap nilai-nilai keagamaan,” sebutnya.
Disisi lain, Cak Nur juga memaparkan, untuk pendanaan program 1.000 sarjana akan berasal dari berbagai sumber. Mulai APBD Kota Batu, dukungan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, hingga bantuan dari anggota DPR RI asal daerah pemilihan Malang Raya yang sudah berkomunikasi dengan Pemkot Batu.
“Agar program ini tepat sasaran, penerima akan diselesaikan terlebih dahulu. Program afirmasi ini juga menjadi upaya kami menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk pelaku UMKM yang ingin meningkatkan kualitas diri di bidang UMKM,” paparnya.
Memaknai Hardiknas 2025, Cak Nur, menyampaikan bukanlah sekadar seremonial tahunan yang ditandai dengan upacara bendera dan berbagai ragam lomba. Hardiknas merupakan momentum untuk meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi. Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa. Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan baik sebagai pribadi maupun warga negara.
Pada hakikatnya pendidikan adalah proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa. Secara individual, pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan yang dengannya manusia menguasai ilmu pengetahuan, memiliki keterampilan dan berbagai kecerdasan yang memungkinkan mereka meraih kesejahteraan dan kebahagiaan material dan spiritual.
“Karena itu, sangat tepat ketika Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Sebagaimana disebutkan dalam Asta Cita keempat, Presiden Prabowo berkomitmen membangun sumber daya manusia yang kuat sebagai aktor dan agen perubahan yang mengantarkan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang adil dan makmur,” pungkasnya.(adv)