Predikat Kota Sehat Nasional untuk Batu Terancam, Ini Penyebabnya

Tim verifikasi Kota Sehat Pemprov Jatim saat meninjau Alun-Alun Kota Batu, Rabu (5/9). (Aziz Ramadani/MVoice)
Tim verifikasi Kota Sehat Pemprov Jatim saat meninjau Alun-Alun Kota Batu, Rabu (5/9). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Predikat Kota Sehat Nasional yang diburu Kota Batu terancam. Sebab, sekitar 1599 kepala keluarga (KK) masih buang air besar (BAB) sembarangan.

Padahal, saat ini Kota Batu mengajukan predikat baru sebagai Kota Sehat Nasional. Tentu masih belum sehatnya pola sanitasi masyarakat jadi ancaman serius.

Ketua Forum Sehat Kota Batu, Salma Safitri, yang mengawal tim verifikasi mengatakan bahwa Kota Batu masih memiliki banyak pekerjaan rumah agar raihan Kota Sehat aman.

Salah satunya adalah akses sanitasi open defecation free (ODF) atau tidak buang air besar sembarangan. Terlebih pembuangan limbah kotoran ke sungai.

“Masih banyak PR yang harus dituntaskan. ODF yang sudah dilaksanakan baru di 7 desa/kelurahan dari 24 desa/kelurahan di Kota Batu,” kata perempuan akrab disapa Fifi ini.

Sejumlah 14 desa yang belum ODF, lanjut dia, terdapat 1599 keluarga yang membuang limbah tinja ke sungai. Dari jumlah itu, 30 persennya adalah masyarakat tidak mampu.

“Itu artinya, banyak dari masyarakat ekonomi menengah yang masih banyak membuang limbah tinja ke sungai. Ini perlu kesadaran dari masyarakat pemerintah desa/keluruhan, dan semua OPD yang terkait,” sambung dia.

Jika dihitung-hitung, lanjut Salma, limbah BAB mencapai sekitar 800 kilogram per hari yang mencemari sungai. Rinciannya, Kecamatan Bumiaji sebanyak 740 KK, Kecamatan Junrejo sebanyak 518 KK, dan Kecamatan Kecamatan Batu sebanyak 301 KK.

“Dari temuan tersebut, merupakan tantangan Pemkot Batu bagaimana di tahun 2019 bisa ODF,” pungkas pendiri Sekolah Perempuan Desa ini.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Kartika Trisulandari, optimis tahun 2019 bisa meraih penghargaan Kota Sehat. Mengingat untuk akses sanitasi dasar sudah terlaksana hingga 97 persen. Sedangkan sisanya, memang menjadi masalah karena tersebar di tiga kecamatan.

“Untuk ODF di Kota Batu, tahun ini kami akan menganggarkan 100 jamban untuk warga miskin. Kami akan berkoordinasi dengan Dinsos,” kata Kartika.

Apalagi, lanjut Kartika, ODF sangat berbahaya bagi kesehatan. “Sebab berdampak pada berbagai penyakit seperti diare, tipes, TBC hingga stunting,” pungkasnya.(Hmz/Aka)