MALANGVOICE- Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 di Kota Malang bukan cuma soal adu prestasi para atlet. Di balik sorak sorai dan hiruk pikuk pertandingan, para pelaku UMKM lokal juga ikut tersenyum lebar—karena omzet dagangan mereka ikut melesat.
Salah satunya dirasakan Wahyu, pedagang yang kerap mengikuti berbagai event di Malang. Selama Porprov berlangsung, terutama di GOR Bima Sakti yang menggelar cabang olahraga basket, pendapatan hariannya melonjak stabil.
Diskusi CJFest 2025 Kupas Praktik Mobile Jurnalisme: “Bebas Bukan Berarti Lepas”
Saat gelaran Porprov Wahyu menjajakan bermacam kuliner. Mulai jajan hingga makanan berat.
“Kalau biasanya jualan itu untung-untungan, kadang ramai, kadang sepi. Tapi selama Porprov ini, tiap hari stabil. Lebih rame dari event biasa,” ujar Wahyu yang mengaku bisa meraup antara Rp 600 ribu hingga Rp 700 ribu per hari.
Tak jauh beda dialami Wawan Setiawan, pedagang kaki lima yang sehari-hari mangkal di sekitar GOR Bima Sakti. Menurutnya, gelaran Porprov jadi ‘angin segar’ yang membawa lonjakan pembeli.
“Alhamdulillah, pembeli bertambah terus. Porprov ini luar biasa bantu kami pedagang kecil. Biasanya nggak seramai ini,” katanya sambil tersenyum.
Wawan menyebut, selama Porprov, omzetnya tembus Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu per hari—angka yang jarang ia temui di hari-hari biasa.
“Kalau bisa event seperti ini sering-sering, Mas. Dampaknya langsung terasa. Dagangan saya jadi cepat habis,” imbuhnya.
Tak hanya di GOR Bima Sakti, semarak Porprov juga terasa di titik-titik lain seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang yang menjadi tuan rumah berbagai cabang olahraga. Di sana, pedagang kuliner, aksesoris, hingga produk kerajinan lokal ramai membuka lapak dan kebanjiran pembeli.
Porprov kali ini tak sekadar jadi ajang olahraga, tapi juga mesin penggerak ekonomi rakyat. Bukti nyata bahwa event besar bisa membawa dampak langsung bagi masyarakat kecil, asalkan dikelola dengan tepat.(der)