Perubahan Harga BBM Per 1 April, Pengusaha SPBU Mengeluh

Sutikno (kiri) saat mengawasi pengisian pertalite di SPBU Jalan Sudirman Kota Batu (fathul/malangvoice)

MALANGVOICE – Pemerintah melakukan perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi yang akan berlaku di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) se-Indonesia pada 1 April 2023 pukul 00.00.

Perubahan harga BBM non subsidi tersebut melalui PT Pertamina (Persero), yang diunggah melalui website https://www.pertamina.com/id/news-room/announcement dan pada https://mypertamina.id/fuels-harga/ milik Pertamina.

Perubahan harga BBM untuk wilayah Jawa Timur, BBM jenis Pertamax Turbo mengalami penurunan yang sebelumnya Rp 15.100 per liter menjadi Rp 15.000 per liter.

Baca juga:
Memasuki Usia ke-109, Pemkot Malang Siap Wujudkan Kemandirian Kota

Wali Kota Malang Sampaikan LKPJ Tahun 2022, Ini Capaian Progres yang Didapat

HUT ke-109 Kota Malang, Sutiaji Beberkan Makna Tema “Mandiri, Tangguh, dan Berkelanjutan”

Selanjutnya, BBM jenis Dexlite menjadi Rp 14.250 per liter dari yang sebelumnya Rp 14.950 per liter. Untuk Pertamina Dex juga mengalami perubahan harga yang sebelumnya Rp 15.850 per liter, menjadi Rp 15.400 per liter.

Menanggapi perubahan harga BBM tersebut, salah satu pengusaha SPBU asal Kota Malang, Awangga Wisnuwardhana mengeluh, lantaran saat ini masih memiliki stok BBM, selain itu beberapa barang-barang komiditas juga mengalami kenaikan menjelang Idul Fitri 1444 hijriah.

“Stok BBM di SPBU banyak, kalau begini terus pengusaha akan merugi, apalagi barang-barang komoditas saat ini mengalami kenaikan, dan masyarakat akan merayakan Idulfitri,” ucap pria yang akrab disapa Angga saat dikonfirmasi, Jumat (31/3).

Selain itu, lanjut Angga, dengan adanya kenaikan harga BBM tersebut sangat menyusahkan pengusaha SPBU dan pengusaha Pertashop, karena akan mengalami penurunan omset.

“Kenaikan itu sangat menyusahkan kami, karena omzet akan mengalami penurunan, dan kami harus menambah modal untuk penebusan BBM, tapi margin pengusaha tidak naik. Ini yang tidak adil secara bisnis,” tandasnya.(der)