HUT ke-109 Kota Malang, Sutiaji Beberkan Makna Tema “Mandiri, Tangguh, dan Berkelanjutan”

HUT ke-109 Kota Malang

Rapat Paripurna HUT ke-109 Kota Malang. (istimewa)

MALANGVOICE – Kota Malang memasuki usia ke-109 tepat pada 1 April 2023. Dengan bertambahnya usia ini, Pemkot Malang terus berkomitmen mewujudkan kota Mandiri, Tangguh, dan Berkelanjutan sesuai tema tahun ini.

Dalam rapat paripurna peringatan HUT ke-109 Kota Malang pada Jumat (31/3), Wali Kota Malang, Sutiaji, menjelaskan makna tema yang diambil tahun ini.

Orang nomor satu di Pemkot Malang ini menjelaskan, Mandiri yang dimaksud adalah optimalisasi potensi daerah agar mampu membangun kearifan lokal yang tidak tergantung dengan pemerintah pusat.

Baca Juga: Rumah E-Sport M-Zone Kota Malang Dukung Dukung Pembibitan Atlet Profesional

Sparkling Ramadan Zam-Zam Hotel, Nikmati Beragam Hidangan Buka Puasa Hanya Rp60 Ribu

“Ini jadi komitmen kami sehingga potensi daerah dikuatkan agar menjadi mandiri. Ketika sudah mandiri InsyaAllah mampu mengelola dengan sebaik mungkin sesuai kebutuhan dasar ekonomi kita, ini cita-cita kami. Mandiri bukan hanya APBD, tapi masyarakatnya juga,” ulas Sutiaji.

Selanjutnya tentang Tangguh. Sutiaji menyatakan, tangguh yang dimaksud dalam artian penguatan ideologi dan karakter bangsa di tengah gempuran disrupsi digital arus budaya yang luar biasa.

“Karakter bangsa harus terbangun dengan baik. Kita harus maju tapi jangan lupa kita punya jati diri Indonesia, jangan sampai membangun demokrasi tapi bangsa kita tercabik-cabik,” jelasnya.

Terakhir mengenai Berkelanjutan. Wali kota yang hobi bulutangkis ini mengatakan pentingnya sustainable dari pemimpin di Kota Malang. Ia tak ingin program yang dikerjakan di era sekarang ini tidak diakui di kepemimpinan masa datang.

“Keberhasilan yang dicapai sekarang dari saya dan Pak Wawali sudah diperoleh dari pemimpin sebelumnya. Ini yang harus dipahami, sehingga harus ada sustainable,” tegasnya.

Selama kepemimpinan Sutiaji dan Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko, diklaim banyak sekali perubahan dan inovasi positif di Kota Malang. Seperti meluasnya digitalisasi, berkembangnya UMKM, menurunnya angka stunting dan kemiskinan.

“Data terakhir kawasan kumuh di Kota Malang kini sisa 70 hektare saja dari 607 hektare. Ini menunjukkan hal positif yang harus terus ditingkatkan,” tandas Sutiaji.(der)