MALANGVOICE – Para pedagang pasar Bululawang yang kiosnya ludes terbakar pada Ahad (16/1) lalu, hingga saat ini masih belum dapat dipastikan kapan akan diperbaiki.
Dalam peristiwa kebakaran tersebut, setidaknya tercatat ada 51 kios yang ludes terbakar, dan mereka dilarang memperbaiki kiosnya secara mandiri, terlebih lagi mendirikan bangunan baru.
Meski begitu, sebagian di antara mereka tetap menggunakan sisa bangunan yang masih terselamatkan, sedangkan yang lainnya memilih untuk menyewa tempat lain untuk tempat mereka berjualan kembali.
Baca juga: Kapolresta Malang Kota Hibahkan Zena dan Zaviera ke Polres Malang
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Bululawang Kabupaten Malang, Dwi Edy Susanto mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) telah melakukan pengukuran beberapa bangunan sebagai persiapan perbaikan.
“Sebenarnya ada saja yang mau melakukan perbaikan secara mandiri, tapi tidak diperbolehkan, dikhawatirkan kalau ada perbaikan mandiri, muncul persepsi bahwa pedagang sudah bisa tanpa mendapat bantuan,” ucap pria yang akrab disapa Edy ini.
Menurut Edy, hal itu menjadi problematika tersendiri, karena 32 pedagang pemilik 51 kios yang terbakar dalam peristiwa tersebut juga berharap agar dapat segera beraktivitas lagi.
Baca juga: DPKPCK Kabupaten Malang Lakukan Verifikasi Kerusakan Pasar Bululawang
“Rencana awal tidak ada relokasi, dan langsung akan diperbaiki. Walaupun mungkin sementara, yang penting agar pedagang biar bisa cepat beraktifitas. Tapi juga belum tahu, apakah Februari ini atau kapan,” jelasnya.
Edy menegaskan, hingga saat ini beberapa pedagang juga ada yang memilih untuk menyewa kios lain di area pasar tersebut agar tetap bisa berjualan.
“Misalnya ada kios yang disewakan, lalu pedagang yang terdampak ini menyewa ya silakan. Mereka (pedagang) juga memakai biayanya sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang pakaian pasar Bululawang, Lutfi Santoso memilih menempati kios keduanya agar bisa kembali berjualan.
Lutfi merasa beruntung masih ada kios lain miliknya yang masih bisa dia gunakan untuk mencari rezeki. Tempatnya bahkan berhadapan langsung dengan kiosnya yang terbakar total tersebut.
“Ya masih Alhamdulillah ada yang tersisa, teman-teman pedagang yang lain banyak yang masih kesusahan, bahkan ada yang sampai sekarang belum bisa berjualan sama sekali,” katanya.
Pria asal Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen itu berharap segera ada penanganan terkait dengan perbaikan pasar.
“Keinginan kami ya kalau bisa dibangun kembali, kalau tidak ya seperti yang kemarin (sebelum kebakaran) saja tidak apa-apa,” harapnya.
Berbeda dengan Lutfi, salah satu pedagang lain yang enggan disebutkan namanya ini mengaku telah menempati kios lamanya untuk berjualan, meski telah ada larangan untuk membangun kios maupun bedak yang terbakar.
“Saya cuma memperbaiki tembok ini saja sama atap, nggak sampai Rp 500 ribu,” aku pria parobaya ini.
“Kalau saya kan mandiri bangunannya, tidak seperti los. Kalau tidak dikasih atap ya panas, nanti juga dilaporkan,” imbuhnya.(der)