Penjual Pakaian Bekas Mengeluh, Transaksi di Batu Lesu

Masri saat menata pakaian bekas jualannya (fathul)

MALANGVOICE – Berjualan pakaian bekas belum bisa dijadikan usaha yang menjanjikan di Kota Batu. Hal itu dialami Masri, yang telah menjual pakaian bekas di simpang pertigaan Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, sejak enam tahun lalu.

Meskipun lokasinya strategis berada di pinggir jalan utama, namun hal itu tidak membuat perubahan besar. “Semakin sepi, lihat saja sekarang. Tadi baru satu yang beli,” kata Masri saat MVoice datang ke toko pakaiannya, pagi ini.

Dalam sehari Masri hanya mampu menjual tiga hingga lima potong pakaian. Itupun kalau beruntung. Karena saat apes, tak satu potong pun akan terjual. “Mungkin di sini gengsi beli baju bekas,” tutur Masri.

Sebelum di Batu, Masri pernah berjualan di Lumajang. Menurutnya, di sana penjualan juga kurang bagus. Ia pindah ke Batu berniat mencari pasar yang bagus tapi ternyata belum tepat.

“Saya pernah beberapa kali ikut teman, lalu coba-coba jualan sendiri sampai enam tahun ini,” lanjut Masri.

Pria asal Padang ini menjual berbagai macam pakaian di tokonya, seperti kaos, kemeja, celana, dan jaket. Meskipun bekas, pakaian yang dijualnya terjamin layak pakai.

“Menjual pakaian bekas pasti murah-murah, kaos saja bisa harga Rp 15 ribu, celana kain Rp 25 ribu, celana jins Rp 150 ribu, jaket ada harga Rp 25 sampai Rp 250 ribu,” papar Masri.-