Pengurus K3M Segera Dilantik pada Akhir Maret

Ketua Terpilih dan Pengurus K3M bersama Wali Kota Malang Sutiaji usai audiensi di Balai Kota Malang, Senin (11/3). (Aziz Ramadani /MVoice)

MALANGVOICE – Pemerintah Kota Malang merencanakan segera melantik atau mengukuhkan pengurus Komite Kebudayaan Kota Malang (K3M), akhir Maret ini. Sebelumnya, K3M sempat ‘nganggur’ cukup lama pasca pemilih secara terbuka, November 2018 silam.

Hal ini terungkap saat audiensi bersama Wali Kota Malang, Sutiaji didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) di Balai Kota Malang, Senin (11/3).

“Berkas K3M sudah naik ke bagian hukum. Lamanya proses ini karena ada hambatan, seperti belum lengkapnya tupoksi,” kata Kepala Disbudpar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni.

Besar kemungkinan, lanjut dia, dalam waktu dekat ini K3M sudah menerima SK (Surat Keputusan) dari Wali Kota Malang.

“Kalau tidak akhir Maret ya awal April bisa dilantik,” imbuhnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menyambut baik lahirnya K3M. Ia juga menyampaikan maaf apabila terkesan lama dalam proses menuju pelantikan. Sehingga pasca terpilihnya Ketua dan pengurus, K3M hingga saat ini belum dapat bekerja.

“Kalau ada kealpaan, saya minta maaf,” kata Sutiaji.

Sutiaji melanjutkan, bahwa penting adanya SK sebagai bagian dari produk hukum. Sebab, hal ini lah yang akan menjadi pedoman kerja K3M.

“SK itu penting bagian dari hukum. Kalau tidak ada uraian tugas yang jelas, khawatirnya dimanfaatkan (yang tidak-tidak). Jadi tugas harus clear dulu baru ada SK,” urai pria berkacamata itu.

Pria juga akrab disapa Pak Aji ini mengapresiasi semangat dan motivasi K3M. Semangat yang dimaksudnya adalah memiliki cita-cita yang sama dengan Pemkot Malang untuk mengembangkan dan melestarikan kebudayaan khas Kota Malang dari segala aspek.

Dicontohkannya, rencana pembangunan Kawasan Heritage di sepanjang Kayu Tangan hingga Alun-Alun Kota Malang. Jika sudah tertata, kawasan tersebut akan jadi pusat segala bentuk kebudayaan.

“Nanti kan ada Rumah Kreatif. Ada panggung terbuka, ada ataupun tidak ada penonton kesenian tradisional harus tampil rutin. Nah ini nanti yang mengatur bisa dari K3M. Karena kesenian salah satu ruang dari ranah kebudayaan itu sendiri,” pungkasnya. (Der/Ulm)