Pemkot Malang Dukung Gerakan Bersama Eliminasi TBC 2030

Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menghadiri
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menghadiri "Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030" di Technopark, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko didampingi Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Sri Winarni menghadiri “Gerakan Bersama Menuju Eliminasi TBC 2030” di Technopark, Kota Cimahi, Jawa Barat, Rabu (29/1). Momentum tersebut dibuka langsung Presiden RI Joko Widodo.

Presiden Jokowi dalam pengantar acara menyatakan perwujudan lingkungan hunian yang sehat menjadi salah satu faktor pendukung untuk mencegah perebakan TBC.

“Fokusnya bukan pengobatan, tapi pencegahan. Itu artinya ciptakan lingkungan yang sehat. Perbaikan drainase, itu juga sangat penting,” ujarnya.

Penanganan sampah, lanjut Jokowi, juga sangat penting. Demikian pula dengan membangun permukiman sehat.

“Artinya urusan kesehatan itu bukan hanya urusan kementerian kesehatan dan atau dinas kesehatan. Tapi juga urusan kementerian dan atau dinas yang lainnya. Diantaranya PUPR, ” pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko menyatakan langkah upaya pencegahan dan pengendalian tetap jadi perhatian dalam penanganan TBC. Sebagaimana terlansir pada data di Dinkes Kota Malang, terpotret data hingga per 27 Januari 2019, jumlah penderita TBC di kota Malang sebanyak 2218 pasien, dan dari jumlah tersebut sebanyak 331 telah sembuh setelah intens dilakukan pendampingan dan pengobatan secara ajeg.

“Sementara sebanyak 540 pasien dalam proses pengobatan dan semoga sembuh sebagaimana 331 pasien terdahulu,” jelas Bung Edi, sapaan akrabnya.

Ia melanjutkan, fokus pencegahan dan pengendalian TBC adalah penemuan kasus dan pengobatan.

“Oleh karenanya, saya minta Dinkes untuk mendata penderita TBC, diobati sebaik-baiknya atau istilahnya TOSS (temukan, Obati Sampai Sembuh). Sampai sembuh, betul-betul harus sampai sembuh agar terhindar dari resistensi,” imbuhnya.

Cegah dan kendali ini, menurut Bung Edi, sebagai bentuk langkah cegah dini. Menurut Pria ramah ini, kegiatan deteksi dini selaras dengan semangat gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Gerakan ini perlu menjadi suatu kegiatan terpadu dan memperkuat program Indonesia sehat melalui pendekatan keluarga (PIS-PK).

Para kader Posyandu kota Malang, dan didukung ibu- ibu Muslimat dan Aisyiah kota Malang, juga telah melakukan upaya Ketuk Pintu (mendatangi langsung ke rumah-rumah) untuk melakukan pemeriksaan gejala TBC dari kontak pasien.Dari kegiatan seperti itu pula, maka langkah upaya penyembuhan dioptimalkan, sekaligus mendata.

Perlu diketahui, Indonesia merupakan negara ke – 3 tertinggi yang memiliki kasus TBC. Tertinggi pertama India dan disusul Cina atau Tiongkok. Catatan itu pula yang menjadi atensi khusus pemerintah yang teraktualisasi melalui gerakan eliminasi TBC.(Der/Aka)