MALANGVOICE – Sebanyak 10 karya terbaik dari kompetisi seni rupa ruang publik yang diselenggarakan Yayasan HAM Omah Munir dipamerkan selama empat hari terhitung sejak 24 -27 Juni di Pendopo Balai Kota Among Tani.
Ketua Kompetisi Omah Munir, Mufti Makarim mengatakan karya terbaik dari kompetisi itu rencananya bakal dipajang di Museum Hak Asasi Manusia (HAM) Omah Munir yang bakal dibangun tahun 2020 nanti.
“Karya ini nanti diseleksi mana yang bisa ditaruh di gedung omah munir. Dan mana karya yang bisa ditaruh di outdoor serta di dalam ruangan,” kata Munif.
Untuk desain gedung Museum HAM Omah Munir saat ini sudah disiapkan. Desain yang dipilih merupakan hasil dari sayembara yang dimenangkan oleh arsitek asal Bandung, Achmad D Tardiyana.
Sementata, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko memberikan dukungan penuh akan hal itu. Dikatakanya “Semoga, tahun ini perencanaan pembangunan Museum HAM Omah Munir selesai,” harapnya.
Lahan seluas kurang lebih 2000 meter persegi juga sudah disiapkan dengan sistem pinjam pakai terlebih dahulu.
“Tidak perlu mengkhawatirkan terkait status lahan yang akan digunakan untuk gedung omah munir itu,” ungkap wanita yang akrab disapa Bude itu.
“Karena justru akan lebih baik jika lahan itu masih menjadi milik Pemkot Batu. Agar kami masih bisa memberikan bantuan untuk anggaran pembangunan semisal. Karena jika sudah jadi milik yayasan kami pemkot Batu akan kesulitan,” ungkapnya.
Pemilihan lokasi juga dipilih di tempat yang mudah dijangkau yakni di Jalan Sultan Hasan Halim, Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Dia berharap adanya Museum HAM Omah Munir nantinya bisa menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan. Pasalnya, museum tersebut bakal menjadi yang pertama di Asia Tenggara.
Museum itu sendiri rencananya bakal dinamai ‘Omah Pepeling’ atau Rumah Bercahaya.(Hmz/Aka)