Pemkab Malang Kesulitan Rekrut Relawan Nakes, Ini Penyebabnya

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Malang, Arbani Mukti Wibowo. (Toski D).

MALANGVOICE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang mengaku kesulitan merekrut tenaga kesehatan (Nakes). Penambahan tempat Isoman tidak diimbangi Nakes untuk menjaga dan melayani pasien.

Hal ini merupakan salah satu kendala Pemkab Malang yang berupaya menekan penyebaran Covid-19.

“Kami mau menambah dari mana. Sudah dibuka lowongan pekerjaan untuk relawan Nakes, belum ada yang mendaftar. Mereka ini akan ditempatkan di rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan perawat seperti RS Kanjuruhan dan RSJ Lawang,” ucap Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, Arbani Mukti Wibowo, Rabu (28/7) bernada keluh.

Baca juga: Dinkes Kabupaten Malang Mencatat Usia Produktif Dominasi Pelaku Isoman

Menurut Arbani, sepinya peminat untuk lowongan relawan Nakes tersebut, dikarenakan pengaruh dari lingkungan sekitar para pencari kerja yang membuat mereka menjadi ketakutan.

“Nakes yang mau dikontrak itu ketakutan menjadi relawan. Sebenarnya mereka mau, tapi terpengaruh dari orang sekitarnya. Relawan nakes itu bisa dokter, perawat, dan bidan. Mereka takut dengan varian Delta yang memang mudah menyebar dan cepat jadi kefatalan,” jelasnya.

Apalagi, lanjut Arbani, pertanggal 25 Juli kemarin di Kabupaten Malang sudah ada 2.626 warga yang telah melakukan isolasi mandiri (Isoman).

“Itu sudah tercatat di NAR (New All Record) sistem. Ada tambahan sekitar 400 orang, yang sebelumnya (Sabtu 24/7) ada 2.200 orang,” terangnya.

Tambah Arbani, untuk ketersediaan Bed Occupancy Ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di wilayah Kabupaten Malang fluktuatif dan mulai menurun.

“Naik turun ya tapi saat ini mulai turun. ICU saat ini 88 persen dan isolasi biasa di rumah sakit itu 87 persen. Jumlah ini bisa meningkat jika masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes),” tutupnya.(end)