Pemkab Malang Berharap Vaksin Darurat PMK Pemerintah Pusat Bisa Dikonsentrasikan di Kabupaten Malang

Sukoco saat member makan sapi ternaknya. (Mvoice/Toski D).

MALANGVOICE – Kementerian Pertanian (Kementan) dalam waktu dekat berencana mendistribusikan vaksin darurat untuk mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK).

Wakil Bupati (Wabup) Malang, Didik Gatot Subroto berharap vaksin darurat tersebut dapat dikonsentrasikan di Kabupaten Malang khususnya di Malang Barat.

Berdasarkan data terakhir dari laporan beberapa jajarannya di Malang Barat (Kecamatan Pujon, Ngantang, dan Kasembon) ada sekitar 11 ribu sapi yang terindikasi PMK.

“Makanya ini menjadi perhatian sehingga jika vaksin dari Pemerintah Pusat sudah keluar, salah satunya bisa dikonsentrasikan ke Kabupaten Malang,” ucap Didik.

Dari total 33 kecamatan di Kabupaten Malang, tiga kecamatan di wilayah Malang Barat tersebut hampir 75 persen masyarakatnya, bergantung pada peternakan sapi perah.

Hal itulah yang menurutnya menjadi salah satu alasan, Malang Barat perlu mendapat perhatian serius.

“Ini menjadi atensi bagaimana pemerintah hadir, agar dalam waktu cepat bantuan tersebut bisa segera tersampaikan,” terang Didik.

Terlebih, tambah Didik, imbas dari wabah PMK tersebut produktivitas susu sapi di tiga kecamatan ini juga dilaporkan mengalami penurunan cukup besar.

“Data dari Koperasi SAE Pujon, sebelum ada wabah PMK produksi susu sapi di Pujon mencapai 117 ton per hari, sekarang turun menjadi 70 ton per hari,” tegasnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang, Sodiqul Amin berasumsi, jika laktasi dari seekor sapi bisa menghasilkan perahan susu sebanyak 10 liter, maka dibandingkan penurunan produktivitas susu yang menurun mencapai sekitar 40 ton, diperkirakan ada sekitar 4.500 sapi yang belum bisa menghasilkan susu akibat tertular PMK.

“Itu kalau sesuai dengan nilai produktivitas. Lalu itu tadi di KUD Sumber Makmur, Ngantang disampaikan bahwa saat ini sudah di atas 5.000 (ekor), di Kasembon sekitar 1.500,” katanya.

Sehingga estimasi kita yang dipastikan terjangkit ditambah ternak yang sudah menunjukan gejala klinis, sudah di angka sepuluh ribu,” pungkasnya.(end)