MALANGVOICE– Semangat Kris Dayanti (KD) begitu bergelora saat berada di atas podium debat publik sesi pertama Pilkada Batu 2024 yang diselenggarakan KPU Batu pada Senin malam (21/10). Terlebih, baginya momen itu sangat spesial bersamaan dengan hadirnya sang ibunda yang berada di tengah-tengah para tamu undangan.
“Ada yang sangat istimewa, di tengah-tengah kita, ada mama saya. Terasa sangat istimewa melihat putrinya di atas panggung debat. Terima kasih sudah melahirkan saya di Kota Batu. Saya memang sudah berkeliling Indonesia, tinggal di Jakarta tapi KTP saya asli Kota Batu,” ujar Kris Dayanti.
Pada Pilkada Batu 2024, calon Wali Kota Batu nomor 3, Kris Dayanti berpasangan dengan Kresna Dewanata Prosakh. Paslon KriDa diusung oleh koalisi PDIP-NasDem dan didukung sembilan partai non parlemen peserta Pileg 2024.
Meski terdengar gelagapan, KD begitu menggebu-gebu saat menyampaikan visi misinya pada debat publik sesi pertama Pilkada Batu 2024. Debat publik sesi pertama mengusung empat tema, meliputi pertanian, pariwisata, lingkungan dan agraria.
Ia menegaskan paslon KriDa mengusung visi mewujudkan Kota Batu bermartabat yang akan diimplementasikan dalam sejumlah misi. Antara lain, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat secara optimal; meningkatkan pemberdayaan ekonomi Kota Batu berbasis pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Seperti sub tema pada debat kali ini. Kami sangat bangga, karena pada malam ini menggunakan batik karya wong Mbatu Sekar Jagad Nusantara motif bantengan,” ujar KD.
Misi lainnya yang ingin dikerjakan, yakni mewujudkan pembangunan infrastruktur dan pemukiman pedesaan serta perkotaan yang berkelanjutan, integratif dan berkualitas.
Selanjutnya, mewujudkan kondisi sosial masyarakat yang rukun bersatu dan harmonis; birokrasi yang berkomitmen dalam melayani kebutuhan masyarakat dan pembangunan Kota Batu.
KD menyadari, roda penggerak perekonomian Kota Batu ditopang oleh sektor pariwisata. Sehingga paslon KriDa fokus dalam peningkatan kunjungan wisatawan. Serta mengantarkan industri pariwisata Kota Batu mendunia berbasis kerakyatan dan ramah lingkungan.
“Berbicara ramah lingkungan, tentunya lingkungan yang terjaga. Sebagai seorang ibu, saya selalu mengajarkan kepada putra-putri untuk menghemat air, mematikan AC,” ucap dia
Selain itu, ada tugas berat yang diemban paslon KriDa mengenai penanganan sampah. Mengingat timbulan sampah erat kaitannya dengan pesatnya kunjungan wisatawan yang tercatat menembus angka sekitar 10 juta wisatawan per tahun serta populasi penduduk Kota Batu yang diperkirakan mencapai 200 ribu jiwa.
“Kami siap menyelesaikannya, persoalan sampah. Kami juga siap mempertahankan ruang hijau sebagaimana ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW),” imbuh KD.
Peningkatan aktivitas pertanian juga tak luput dari perhatian paslon KriDa. Hal tersebut akan dilakukan melalui peningkatan teknologi, perluasan infrastruktur hingga program pendidikan dan pelatihan. Disertai pula pendampingan kebijakan agar pangsa pasar produk pertanian terbuka luas hingga mancanegara. Apalagi ketika sektor pariwisata, pertanian dan lingkungan dikemas dalam suatu konsep integral maka akan menciptakan magnet menarik kunjungan wisatawan.
“Ini akan jadi kebanggan kita. Pariwisata, pertanian dan lingkungan harus senantiasi diupayakan bersama-sama, didorong agar Kota Batu mendunia. Saya hari ini memakai bunga mawar cantik dari Gunungsari dan Sidomulyo. Artinya, event internasional seperti Pasadena Tournament of Roses di Amerika, bisa dibuat juga di Kota Batu,” pungkas KD.(der)