MALANGVOICE – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan peninjauan proses tanam dan panen padi di Desa Kanigoro, Pagelaran, Kamis (29/4).
Dalam kunjungan ini, Presiden Jokowi hadir bersama Ketua DPR Republik Indonesia, Puan Maharani dan para Menteri yang disambut hangat oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Malang, HM Sanusi.
“Saya saat ini berada di Desa Kanigoro, Pagelaran, untuk melihat yang pertama panen dan kedua tanam, dan ketiga melihat penggilingan rice milling unit. Saya disini ingin memastikan jika hasil produksi padi yang ada, dan betul-betul bisa memenuhi kebutuhan seluruh rakyat Indonesia. Sehingga kalau itu betul-betul ada barangnya, ada padinya yang dipanen, kemudian nanti muncul produksi menjadi beras,” ucapnya.
Menurut Jokowi, kepastian mengenai jumlah produksi itu betul-betul bisa dikalkulasi dan bisa dihitung, agar Pemerintah Indonesia tidak perlu impor beras.
“Mengenai jumlah produksi itu harus betul-betul dikalkulasi dan bisa dihitung. Kita tidak perlu yang namanya impor lagi. Tetapi hitungannya harus pasti, karena menyangkut masalah perut dan masalah makan rakyat, itu dari sini,” jelasnya.
Apalagi, lanjut Jokowi, di Desa Kanigoro ini, para petani mampu mengembangkan tanaman padi varietas IPB 3S yang dapat menghasilkan 12 ton untuk satu hektarnya.
“Saya tadi juga mendapatkan informasi banyak mengenai 1 hektar yang ditanam dengan varietas IPB 3S bisa menghasilkan 12 ton. Ini hasil yang bagus sekali dan saya tindak lanjuti dengan IPB agar ini bisa dikembangkan dalam jumlah yang besar lagi,” terangnya.
Untuk itu, dengan adanya hasil dari varietas IPB 3S ini ketahanan dan kedaulatan pangan betul-betul bisa diraih tanpa harus impor dari Negara lain, dan perlu di support dengan alat-alat dan sarana prasarana yang berkaitan dengan teknologi.
“Tadi diminta oleh para petani mengenai mesin panen, traktor, dan hal-hal yang lainnya. Saya kira, tadi sampaikan, akan kita penuhi karena memang sangat dibutuhkan sekali oleh para petani disini,” pungkasnya.(der)