MALANGVOICE – Periode kedua kepemimpinan Eddy Rumpoko memang mengalami tren baik soal pendapatan asli daerah (PAD). Namun, bertolak belakang dengan serapan anggaran. Tahun 2017 diprediksi alami silpa (sisa lebih pembiayaan anggaran) sekitar Rp 138 miliar.
Hal ini diungkapkan Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso
Dalam penyampain Nota Pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Batu Akhir Tahun Anggaran Tahun 2017, Jumat (9/3).
”Silpa terbesar pada 2017 diperkirakan Rp 138 miliar,” kata Punjul.
Penyebabnya, lanjut Punjul, karena pengesahan APBD-P (Anggarapan Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan) Kota Batu tahun 2017 yang terlambat disahkan. Sehingga, pelaksanaan belanja daerah yang sudah terprogram tidak bisa berjalan sesuai yang direncanakan.
”Pengesahannya (APBD – P) 13 November. Ini berdampak pada program yang sudah direncakan. Secara teknis dan administrasi (waktu) tidak cukup,” keluhnya.
Terlepas dari itu, rapor pemerintahan Eddy Rumpoko terbilang tidak buruk-buruk amat. Ini ditolong perkembangan pendapatan daerah yang terus menunjukkan tren positif. Yakni tumbuh rata-rata 39 persen untuk sektor pendapatan asli daerah (PAD) dam 16,31 persen untuk pendapatan daerah. (baca info grafis)
”Dalam kurun waktu lima tahu terakhir PAD selalu naik,” tukas Sekretaris DPC PDI Perjuangan Kota Batu ini. (Der/Ery)