MALANGVOICE – PT Otsuka Indonesia dan PT Amerta Indah Otsuka yang merupakan anak perusahaan dari Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd. (Jepang) kembali mendapatkan penghargaan bergengsi.
Penghargaan diberikan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (KEMNAKER RI) dan Asosiasi Dinas Kesehatan Indonesia (ADINKES) pada acara puncak Rapat Koordinasi Pengawas Ketenagakerjaan di Jakarta dan Pertemuan Nasional Dinas Kesehatan di Palembang.
Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada Otsuka yang menjadi inisiator program Bebas Tuberkulosis di tempat kerja yang telah dilaksanakan sejak tahun 2022 sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 13, 2022 tentang Pencegahan Tuberkulosis di Tempat Kerja dan konsisten untuk memberikan edukasi bahkan menggandeng lebih dari enam puluh perusahaan untuk bergabung dalam eliminasi Tuberkulosis tahun 2030 sebagai bentuk dukungan Otsuka kepada pemerintah yang berkelanjutan.
Baca Juga: Tips #Cari_aman Berkendara Bagi Mahasiswa Baru di Malang
Tingkatkan Status Kesehatan Anak, Program BIAS Ditarget Terealisasi 95 Persen
Sudarmadi Widodo – Human Capital & Corporate Communications Director Otsuka Group mengatakan, melalui program sustainability Otsuka menjalankan program yang komprehensif terkait bebas Tuberkulosis di tempat kerja sejak 2022.
“Itu salah satu tujuan jangka panjang kami yaitu tidak hanya fokus pada internal perusahaan namun juga mengajak perusahaan lain untuk diberikan sosialisasi terkait edukasi dalam pencegahan dan penanggulangan Tuberkulosis serta mengeliminasi stigma negatif terhadap pasien Tuberkulosis di tempat kerja,” katanya.
Faktanya Indonesia tercatat sebagai negara dengan penyebaran penyakit Tuberkulosis tertinggi kedua di dunia yaitu sekitar 1.060.000 kasus Tuberkulosis dan lebih dari 144.000 orang meninggal karena penyakit ini setiap tahunnya.
Baca Juga: Kucurkan Rp327,6 Juta untuk BLT DBHCHT Tahap Pertama kepada 182 Pekerja Pabrik Rokok
Jelang Penetapan Paslon, Polresta Malang Kota Siapkan Personel Pengawalan
Penemuan kasus Tuberkulosis terbesar berasal dari usia produktif (25-54 tahun) dengan kontribusi sekitar 35% dari total penderita Tuberkulosis di Indonesia, sehingga peran dan kesadaran perusahaan-perusahaan di Indonesia harus ditingkatkan untuk turut serta dalam program pemberantasan Tuberkulosis.
“Apresiasi dari pemerintah melalui berbagai penghargaan yang telah Otsuka terima semakin mendorong kami untuk menyukseskan eliminasi Tuberkulosis 2030 melalui program bebas Tuberkulosis di tempat kerja sebagai wujud komitmen Otsuka yang sesuai dengan filosofi perusahaan yaitu Otsuka People Creating New Products for Better Health Worldwide, dan terus mendorong terciptanya kerja sama dengan lebih banyak perusahaan serta institusi lainnya untuk memberikan sosialisasi pemberantasan Tuberkulosis secara berkelanjutan,” jelas Widodo.
Sementara Direktur Bina Pengujian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3, Kementerian Ketenagakerjaan RI, Drs. Muhamad Idham, mengapresiasi komitmen Otsuka yang menginisiasi program bebas Tuberkulosis di tempat kerja.
“Kementerian Ketenagakerjaan bekerja sama dengan Otsuka untuk dapat memberikan sharing praktik baik dalam program pencegahan dan penanggulangan Tuberkulosis ke berbagai perusahaan. Harapan kami yaitu semakin banyak perusahaan yang akan bergabung dalam program yang dimiliki oleh Otsuka, karena dengan cara inilah Kementerian ketenagakerjaan dapat terbantu untuk mendorong implementasi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.13 tahun 2022,” ujarnya.
MPPM sebagai Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan, dr. M. Subuh, juga mengapresiasi Otsuka yang menjalankan Program Free Tuberculosis at Workplaces untuk internal Otsuka dan bahkan mengajak dan memberikan berbagai support kepada perusahaan lainnya.
“Melalui penghargaan yang diberikan untuk Otsuka yang konsisten menjalankan program pencegahan dan penanggulangan Tuberkulosis di tempat kerja, kami berharap hal ini dapat memberikan inspirasi kepada perusahaan lainnya di seluruh Indonesia untuk dapat saling bekerja sama dalam eliminasi Tuberkulosis 2030,” tandasnya.(der)