Musisi Ini Perjuangkan Hutan Malabar Melalui Lagu

Musisi Iksan Skuter (Iksan Skuter for MalangVoice)

MALANGVOICE – Melawan melalui musik. Cara itulah yang ditempuh oleh musisi sekaligus aktifis lingkungan, Iksan Skuter menolak revitalisasi Hutan Kota Malabar.

Video lagunya berdurasi 30 detik yang diunggah di akun jejaring sosial, mampu menarik perhatian beberapa kalangan dari artis ternama hingga pengamat lingkungan dari segala penjuru Indonesia.

Bahkan, artis sekelas Melanie Subono, serta beberapa musisi lain dari luar Kota Malang turut mengapresiasi lagu Iksan itu.

Ditemui MVoice di Warung Srawung, Jalan Tawanmangu, Malang, Iksan mengatakan, berkreasi melalui lagu adalah cara yang bisa dilakukannya dalam menolak pembangunan Hutan Malabar.

“Saya adalah musisi, jadi melalui lagu saya lantunkan perjuangan menolak revitalisasi,” kata Iksan Skuter, Jum’at (21/8).

Diceritakan, dalam lagunya ia menulis lirik ‘dunia tumbuh tergesa-gesa melenyapkan hutan yang tersisa’ yang berarti pembangunan yang dilakukan saat ini kerap mengesampingkan sisi ekologis dan seakan tutup mata dengan keadaan alam yang ada.

“Pemerintah dan perusahaan seakan tergesa-gesa mengejar omset, tanpa menghiraukan kondisi lingkungan, itulah yang saya suarakan dalam lagu itu,” beber dia.

Pria yang sering mengadvokasi masalah sosial, korupsi dan lingkungan itu, lantas menegaskan, bila pembangunan hutan kota seperti dalam site plan yang terpampang, maka bukan tidak mungkin hutan yang sudah berpuluh tahun ada di sana dipangkas hanya dalam hitungan menit.

“Dalam lagu itu saya juga tegaskan kalau dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja,” ungkap Iksan.

Karenanya, sebagai musisi ia berharap agar revitalisasi hutan kota berjalan sesuai dengan maksud dan tujuannya, sehingga kawasan ekologis bisa terjaga.

“Ini hutan terakhir di Kota Malang, karena saya ingin anak dan cucu saya nanti melihat hutan yang sama,” pungkasnya.-