Mobil Pemadam Terjebak Macet, Produksi Kerajinan Kayu Telan Kerugian Puluhan Juta Rupiah

Petugas pemadam kebakaran melakukan pembasahan pada bangunan kayu yang dilalap si jago merah. (MVoice/Damkarmat Kota Batu)

MALANGVOICE–Sebuah rumah milik di Dusun Rejoso, Desa Junrejo, Kota Batu ludes dilalap si jago merah. Peristiwa itu terjadi pada Ahad siang sekitar pukul 13.00 WIB (30/10). Rumah tersebut selama ini dijadikan tempat memproduksi kerajinan kayu.

Diduga kebakaran dipicu hubungan arus pendek listrik. Ruangan seluas 60 meter persegi hangus terbakar. Api cepat merambat lantaran di dalam ruangan penuh dengan kayu. Empat unit mesin produksi dan hasil kerajinan hangus terbakar. Pemilik mengalami kerugian senilai Rp50 juta atas musibah itu.

Baca juga: Kembangkan Sport Trourism, Disparta Kota Batu Berkolaborasi Gelar Panderman Gravity Park Funduro

Baca juga: Gilang Mundur, Bagaimana Nasib Sponsor MS Glow dan Training Ground Arema?

Baca juga: Arema FC Respon Percepatan KLB PSSI

“Di dalam ruangan banyak hasil produk kerajinan kayu. Beruntung tak ada korban jiwa,” terang Kabid Pemadaman, Penyelamatan dan Sarpras Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Batu, Santoso Wardoyo.

Baca juga: Puntung Rokok Hanguskan Ruangan Kamar Hunian ODGJ

Baca juga: Terkendala Lahan, DPKP Cari Alternatif Pendirian Pos Damkar di Kecamatan Bumiaji

Baca juga: Tumbuhkan Karakter, 6.660 Anak Usia Dini Ikuti Gebyar Senam dan Tari Kreasi Profil Pelajar Pancasila Pendidikan Paud se-Kota Malang

Saat menuju ke lokasi kejadian, mobil pemadam terjebak kemacetan lalu lintas saat libur akhir pekan sehingga penanganannya terhambat dan api membesar.

Dari markas Damkar di Balai Kota Among Tani, hingga ke lokasi butuh waktu selama 12 menit. Sebanyak tiga mobil pemadam dan satu mobil suplay diterjunkan untuk menangani peristiwa itu.

“Kondisi jalan macet, mengakibatkan mobil PMK kami melaju sedikit lambat sehingga sedikit telat saat tiba di lokasi kebakaran. Proses pemadamannya kurang lebih 10 menit dan dilanjutkan pembasahan 15 menit,” tutur Santoso.(end)