Terkendala Lahan, DPKP Cari Alternatif Pendirian Pos Damkar di Kecamatan Bumiaji

Markas damkar yang berada di Balai Kota Among Tani, Kota Batu (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Mempercepat penanganan kebakaran, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) mengusulkan pendirian pos damkar di dua kecamatan. Kedua tempat itu di Kecamatan Junrejo dan Bumiaji.

Kepala DPKP Kota Batu, Supriyanto mengatakan, untuk di Kecamatan Bumiaji akan ditempatkan di Desa Tulungrejo. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemdes Tulungrejo menyampaikan rencananya itu.

“Pemdes Tulungrejo antusias dengan ini. Hanya saja, ada kendala terkait lahan. Tidak bisa serta merta dibangun di lahan aset milik desa,” kata Supriyanto.

Rencana itu mengalami kendala terkait pemanfaatan lahan desa. Ia menjelaskan, ada aturan yang mengatur tentang pemanfaatan dan pengelolaan aset desa. Semisal dialihkan status kepemilikannya ke Pemkot Batu, masih butuh proses panjang. Itu pun, belum tentu juga pihak pemdes bersedia melepaskan asetnya.

“Maka kami masih mencari skema yang pas. Ada dua opsi, bisa dengan bangun guna serah (BGS) atau sewa gedung. Alternatif yang memungkinkan ya sewa gedung,” terangnya.

Ia mengatakan, pendirian pos damkar di Kecamatan Bumiaji menjadi kebutuhan. Hal ini untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh saat terjadi musibah kebakaran. Terlebih di area itu merupakan kontur perbukitan dengan jalan berkelok.

Butuh waktu lebih bagi petugas untuk sampai di titik musibah kebakaran. Seperti pengalaman tahun lalu saat musibah kebakaran di Desa Sumber Brantas, Bumiaji. Memakan waktu sekitar 20 menit dari markas Damkar Balai Kota Among Tani ke titik itu.

Selain di Kecamatan Bumiaji, pos damkar juga perlu ditempatkan di Kecamatan Junrejo. Alasannya sama, untuk mempersingkat waktu dan jarak tempuh agar ancaman bahaya kebakaran bisa cepat ditangani.

“Kalau di Kecamatan Junrejo, itu bisa memanfaatkan eks gedung kantor Pemdes Mojorejo. Atau memakai aset Pemkot Batu, yaitu gedung bekas kantor Satpol PP di pertigaan Pendem,” urai dia.

Nantinya ketika pos damkar di dua kecamatan itu siap dioperasikan, disiagakan pula satu regu piket berjumlah 10 orang. Serta ditunjang dengan tiga unit kendaraan yang berfungsi sebagai kendaraan pemadam, kendaraan suplai air, kendaraan rescue dan radio komunikasi.

“Untuk sementara mengoptimalkan perlengkapan yang ada. Kalau kebutuhan menambah peralatan pasti ada,” ujar dia.

Ia mengatakan, tambahan sarana yang dibutuhkan seperti armada kendaraan kecil untuk mengakses pemukiman padat penduduk. Serta armada mobil penggerak empat roda yang dibutuhkan di Kecamatan Bumiaji karena topografinya perbukitan.

“Selain itu, pastinya perlu meng-upgrade perlengkapan rescue, seperti alat perlindungan diri (APD) petugas. Karena keselamatan petugas juga harus diprioritaskan. Jangan sampai, niatnya menolong tapi malah jadi korban,” papar dia.(der)