Menko PMK Sebut Banyak Lulusan Politeknik Dibutuhkan di Dunia Industri

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menjadi Keynote Speech dan dialog pada Penyematan Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Malang (Polinema), Senin (29/8).

MALANGVOICE – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, menjadi Keynote Speech dan dialog pada Penyematan Mahasiswa Baru Politeknik Negeri Malang (Polinema), Senin (29/8).

Di hadapan lebih dari 3.700 mahasiswa baru Polinema, Muhadjir mengatakan, Politeknik menjadi salah satu kunci dalam melahirkan penduduk usia produktif yang berkualitas. Apalagi saat ini banyak lulusan Politeknik yang dibutuhkan di iklim industri.

Karena itu, ia menyebut Politeknik harus menyiapkan mahasiswa yang kompeten dan berstandar Dunia Usaha Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA). Apalagi pemerintah juga menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022 Tentang RevirevitaliSas Pendidikan dan Pelatihan Vokasi.

Baca Juga: Kombespol Buher Turun Langsung Tangani Pengamanan Eksekusi Rumah di Jalan Dirgantara

“Dengan adanya Perpres ini, pemerintah tidak hanya fokus pada revitalisasi SMK saja tapi juga pendidikan dan pelatihan vokasi dari SMK sampai perguruan tinggi dan terutama Politeknik yang menjadi lembaga strategis dalam kaitan melakukan revitalisasi vokasi,” katanya kepada wartawan di Graha Polinema.

Ribuan mahasiswa baru Polinema. (Deny/MVoice)

Menurut Muhadjir, ada lima hal yang perlu dilakukan untuk mendukung revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Pertama adalah soal kurikulum.

“Dari sekolah harus mengajak dunia industri dan dunia kerja untuk duduk bareng. Bahas apa yang mereka butuhkan sehingga terkoneksi, jadi bukan lagi bahas supply jadi demand driven,” jelasnya.

Kedua penyediaan sarana prasarana, penyediaan pendidik dan instruktur, penyediaan akses magang/praktek di DUDIKA, dan akreditasi lembaga dan sertifikasi kompetensi lulusan sebagai penjaminan mutu.

“Waktunya mepet tinggal dua tahun, jadi harus dikejar ini,” tuturnya.

Ia berharap dengan kemajuan teknologi pendidikan di bidang vokasi ini mampu menciptakan lulusan berkompeten dan mampu bersaing.

“Dengan demikian, pada saat lulus nanti maka para mahasiswa seharusnya sudah menjadi SDM yang betul-betul kompeten dan berdaya saing,” tutup Muhadjir.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, mendampingi Menko PMK Muhadjir Effendy. (Deny/MVoice)

Sementara itu Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, turut berpesan kepada mahasiswa baru Polinema agar tidak hanya mengejar gelar akademik.

“Yang tidak kalah pentingnya adalah dicapainya kompetensi akademik, yang mencakup aspek pengetahuan kognitif, ketrampilan, sikap serta karakter dan kepribadian. Semakin tinggi gelar akademik yang kalian raih, diharapkan semakin tinggi pula kualitas sikap dan kepribadian yang terbentuk,” pesannya.

Supriatna memyatakan, saat ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan & Kebudayaan, Riset & Teknologi, mencanangkan kebijakan yang dikenal sebagai Merdeka Belajar Kampus Merdeka, atau MBKM.

Kebijakan ini menekan pentingnya perluasan kebebasan bagi mahasiswa, selama menempuh proses pembelajaran di kampus. Perluasan kebebasan ini mencakup perluasan pembelajaran dengan cara mengambil sejumlah mata kuliah di luar bidang studi utama; dan perluasaan interaksi dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar kampus.

“Dengan adanya perluasan kebebasan tersebut, diharapkan kompetensi akademik yang dicapai di kampus akan semakin relevan dengan permasalahan dan tantangan di dunia nyata. Dan dengan demikian, ketika menyelesaikan studi kelak, kalian akan memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi di berbagai bidang pekerjaan yang menjadi pilihan,” tutup Supriatna.(der)