Menko Marves Nilai Kematian Akibat Covid-19 di Kota Malang Tinggi, Ini Penjelasan Sutiaji

Wali Kota Malang, Sutiaji saat memberikan sambutan, (Ist).

MALANGVOICE – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus koordinator PPKM, Luhut Binsar Pandjaitan mengevaluasi PPKM Level 4.

Kota Malang menjadi salah satu yang dinilai terkait angka kematian akibat Covid-19 masih tinggi.

Hal itu disebabkan keterlambatan penanganan dan perawatan pada warga yang menjalankan Isolasi Mandiri (Isoman).

Wali Kota Malang, Sutiaji mengaku angka kematian di Kota Malang memang terbilang masih tinggi.

“Angka kematian kita secara Nasional di Jawa Timur masih tinggi, Surabaya kita lihat lebih dari 80 yang meninggal per hari di Kota Malang jangan dilihat angka kematiannya saja,” ujarnya Selasa (3/8).

Sutiaji mengatakan, penilaian seharusnya dilihat secara menyeluruh, penyebab banyaknya warga Kota Malang menjalani Isoman, karena keterisian Rumah Sakit (RS) Rujukan Covid-19 di Kota Malang 50 persen lebih digunakan untuk warga luar daerah.

“Dari 1.007 tempat tidur di RS Rujukan hanya ada 300 warga asli Kota Malang yang mendapat perawatan,” tuturnya.

Selain itu, dia menambahkan dari hasil pemantauan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar parawansa di IGD UMM kemarin Senin (2/8), tiga pasien yang ditanya semua berasal luar daerah Kota Malang, yakni Situbondo dan Kediri.

“Dari tiga sampel itu membuktikan memang kalau liat BoR Kota Malang ini kota besar sama dengan Surabaya, hanya saja di Surabaya BoR-nya luar biasa di sana ada RS rujukan provinsi banyak. Sehingga tidak bisa kita menyamakan hal ini dengan kota-kota besar. Sedangkan di RS sebetulnya adalah kedudukannya di Malang akan tetapi pasiennya dari luar,” ucap dia.

Pria nomor satu di Kota Malang itu menyebut penilaian tidak bisa hanya dari jumlah kematian warga Isoman saja. Sebab tidak semua terkonfirmasi positif Covid-19.

“Orang Malang kan banyak yang isoman, dan itu juga banyak menyumbang kematian. Jadi kalau isoman itu tidak semuanya terkonfirmasi positif Covid-19. Jadi jangan dilihat dari jumlah kematian tapi pemakaman. Jumlah kematian itu sesuai dengan NAR, itu laporannya Dinkes Kota Malang,” tandasnya.(der)