Mengenal Wayang Sakral, Ritual Petirtan Air Sumberawan

Ritual Wayang Sakral di sumberawan. (Istimewa)
Ritual Wayang Sakral di sumberawan. (Istimewa)

MALANGVOICE – Sumberawan adalah nama Dusun yang diambil dari sebuah nama Candi Sumberawan peninggalan sejarah kerajaan Singhasari yang berlokasi di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari.

Awalnya, Sumberawan hanya berupa candi tunggal dan ada sumber mata air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Air yang mengaliri sawah-sawah disekitarnya dan sebagian diambil untuk air PDAM Kabupaten Malang mempunyai mitos yang sangat tinggi dan salah satu mitosnya adalah awet muda.

Dikisahkan, lokasi Candi Sumberawan pernah dikunjungi Raja Hayam Wuruk di tahun 1359 Masehi ketika melakukan perjalanan keliling wilayahnya. Saat itu, kawasan tersebut masih hutan belantara. Hayam Wuruk menemukan beberapa sumber mata air yang memiliki aura tinggi. Karena itu, ia membangun Candi Sumberawan dan waktu itu dikenal sebagai Kasurangganan atau padepokan. Istilah Kasurangganan sendiri cukup terkenal di Kitab Negarakertagama.

Berangkat dari itulah warga dusun Sumberawan selalu mengadakan ritual patirtan dan sedekah bumi. Kali ini di selenggarakan pada hari sabtu 4 November 2017 di pelataran Candi Sumberawan dalam acara rangkaian Kirab Budaya san tumpeng untuk selametan Patirtan Sumberawan.

Arak arakan dalam bentuk karnaval keliling desa mewarnai kemeriahan sedekah bumi dengan berbagi kostum dan peragaan budaya dan dilanjutkan malam dengan pagelaran wayangan sakral dengan lakon
‘jumenenge kiyai Lurah semar’ yang diselingi dengan sendra tari beskalan putri, gambyong, jaranan, reog, singo dan tari kreasi baru Sumberawan.

Menurut penuturan sesepuh Sumberawan, Prof Dr Juajir Sumardi, menjaga seni tradisi tersebut penting untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam yang berikan oleh Tuhan.

“Sumber mata air yang melimpah hendaknya di kelola sebagai berkah maka, ruwatan bumi ini sebagai wujud bakti bahwa air adalah sumber kehidupan dan di sumberawan ini haruslah muncul sumber sumber generasi pewaris budaya kelestarian,” paparnya

Pada kesempatan yang sama saat pemetasan wayang sakral. Guru taru di sanggar Sumberawan, Reni Kurniawati mengatakan, kreasi seni budaya yang di tampilkan adalah kreasi seni tari tematik dan budaya yang menggambarkan suka cita masyarakat akan cintanya terhadap lingkungan.(Der/Aka)