MALANGVOICE – Bagi Anda generasi tahun 90 an, bermain mercon bumbung atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama Meriam Bambu saat Ramadan adalah kegiatan yang selalu dilakukan menjelang buka puasa.
Pengasuh Pesantren Rakyat Kota Batu, Ulul Azmi menjelaskan bahwa mercon bumbung memiliki cerita dan sejarah panjang. Karena, permainan ini juga tersebar di beberapa wilayah Nusantara.
“Ya, mercon bumbung ini telah ada saat bangsa Portugis menduduki wilayah Nusantara pada abad ke 6,” ujar pria yang juga kepala MI Darul Ulum itu.
“Dan pada saat itulah rakyat mencoba untuk menakut-nakuti dan mereplika senjata modern yang mirip dengan meriam,” imbuhnya
Azmi menambahkan seiring berjalannya waktu, permainan ini selalu dimainkan saat Ramadan. Dan ada keterkaitan dengan akulturasi budaya Tiongkok yang juga menyalakan petasan saat hari-hari besar.
Perlu diketahui, Mercon Bumbung terbuat dari batang bambu, meriam bambu atau “mercon bumbung” biasa dimainkan oleh banyak kalangan dari anak-anak hingga dewasa untuk mengisi waktu luang menjelang saat berbuka puasa, dan biasanya berlanjut lagi setelah Sholat Tarawih.
Cara memainkan Mercon Bumbung ini serta cara kerjanya sama seperti meriam asli. Yang membedakannya hanya pada bahan baku dan bahan bakar yang dipakai untuk menghasilkan tembakan atau ledakan mercon.
Meriam asli menggunakan bubuk mesiu dan bahan peledak sejenis, sedangkan mercon bumbung memakai minyak tanah. (Hmz/ulm)