Mbatu SAE, Gagasan Besar Paslon NH Menyelesaikan Sejumlah Persoalan di Kota Batu

MALANGVOICE– Pesatnya perkembangan Kota Batu dalam beberapa tahun terakhir menarik arus investasi yang tumbuh melesat. Hal itu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi meski dampaknya tak berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat. Mengingat serapan angkatan kerja terbilang rendah, akibatnya angka pengangguran relatif tinggi.

Situasi itu menandakan pertumbuhan ekonomi di Kota Batu belum merata dan inkuksif. Belum lagi, soal pendidikan, karena rata-rata lama sekolah (RLS) di Kota Batu 9,85 tahun atau hanya tingkat SMP. Menanggapi permasalahan tersebut, paslon Nurochman-Heli Suyanto (NH) menawarkan sejumlah program guna meningkatkan SDM dan membuka kesempatan agar masyarakat tidak tersisihkan.

Altair Giri Assegaf: Karateka Cilik dari Malang Bersinar di Jepang

“Kami mengusung visi Mbatu SAE untuk menyelesaikan sejumlah persoalan di Kota Batu. Mulai pengembangan pariwisata, penguatan pertanian, UMKM dan ekraf, perdagangan, pembangunan vokasional training center, subsidi air bersih untuk usaha mikro dan masyarakat pra sejahtera, hingga Batu Art Preuner,” urai Nurochman atau sering dipanggil Cak Nur.

Sejumlah program yang ditawarkan tersebut merupakan stimulus ekonomi serta membuka akses serapan tenaga kerja untuk masyarakat Kota Batu. Berdasarkan data BPS 2023, angka pengangguran mencapai 6.151 orang atau 4,52 persen. Sehingga perlu adanya perluasan lapangan kerja, salah satunya dengan membentuk Batu Art Preuner guna menyerap angkatan kerja, utamanya generasi muda.

Perlindungan dan pengembangan produk lokal UMKM juga menjadi perhatian paslon Koalisi Wong Mbatu itu. Karena UMKM ini termasuk sektor unggulan Kota Batu dan sangat berkorelasi erat menunjang iklim pariwisata. Perlindungan dan pengembangan UMKM, begitu krusial karena tulang punggung perekonomian itu sangat punya andil menyerap angkatan kerja.

Cak Nur mengatakan, pihaknya akan menumbuh gerakan cinta bela dan beli produk lokal UMKM sebagai wujud mempekuat posIsi ekonomi kerakyatan. Serta memberikan kredit murah melalui dana bergulir keuangan daerah untuk subsidi bunga pinjaman. Kemudahan akses permodalan ini sangat dibutuhkan agar produk lokal bisa naik kelas, baik dari segi kualitas produksi hingga memperluas pemasaran melalui pendirian Mall UMKM.

“Maka kebijakan pemerintah harus pro kepada pelaku UMKM, karena selama ini sektor tersebut belum digarap maksimal. Maka subsidi bunga akan disediakan APBD Kota Batu bekerja sama dengan salah satu bank. Agar masyarakat bisa akses permodalan dengan bunga lebih ringan. Akses permodalan ini bisa melalui program APBN, APBD pemprov dan APBD kota,” ujar dia.

Selain itu, dia bersama wakilnya, Heli Suyanto akan mengintegrasikan sektor pariwisata dan pertanian guna meneguhkan trademark Kota Batu, yakni agrotourism. Ketika dua sektor unggulan itu digarap maksimal, maka akan menciptakan ekonomi hijau untuk menunjang pembangunan berkelanjutan.

Apalagi, mayoritas masyarakat Kota Batu bermata pencaharian sebagai petani. Namun, nyatanya sektor pertanian ini kalah bersaing dan tersisih dari maraknya pembangunan industri pariwisata. Hal itu menimbulkan celah disparitas sosial yang begitu lebar di masyarakat.

“Sinergi pariwisata dan pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena mayoritas masyarakat adalah bertani. Makanya kami akan meningkatkan SDM, pertanian dan umkm yang jadi unggulan. Ini program yang akan kami tawarkan kepada masyarakat. Ini totalitas pengabdian kami kepada masyarakat, generasi muda, angkatan kerja. Sehingga warga Batu jadi tuan di rumahnya sendiri,” pungkas Cak Nur.(der)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait