Masyarakat Masih Bandel, Masa Transisi New Normal Malang Raya Diperpanjang

Wali Kota Malang Sutiaji rapat koordinasi dan evaluasi transisi new normal bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melalui video conference, Jumat malam (5/6). (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Masa transisi new normal Malang Raya resmi diperpanjang selama tujuh hari. Terhitung mulai 7 Juni sampai 14 Juni mendatang.

Hal ini terungkap pada rapat evaluasi masa transisi Malang Raya antara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Forpimda Jatim dengan Kepala Daerah Malang Raya, Danrem 083/BJ dan Forpimda Malang Raya, Jumat malam, (5/6). Rapat tersebut dilakukan secara daring atau video conference.

“Jadi yang dibuat acuan serta untuk jadi perhatian bersama adalah pedoman dari WHO. Di mana dinyatakan untuk memasuki new normal dipersyaratkan angka Rate of Transmition (RT) harus di bawah 1. Sementara untuk Malang Raya ini, RT-nya masih pada angka 1,23,” kata Gubernur Khofifah.

Hal Ini, lanjut Khofifah, akibat masih muncul kasus baru konfirm positif, meskipun juga diikuti dengan adanya penambahan yang sembuh. Salah satu yang menjadi perhatian Tim Pemprov adalah kasus di Desa Giripurno Kota Batu.

Menurut mantan Menteri Sosial RI tersebut, masih diperlukan proses untuk mengubah culture dan kebiasaan masyarakat. Ini terpotret atas laporan dari 3 (tiga) daerah Malang Raya, yang menyebutkan masih banyak masyarakat yang abai dalam penggunaan masker dan physical distancing.

Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan, untuk Kota Malang yang jadi perhatian adalah klaster isolasi mandiri. Sebab, penambahan terakhir banyak muncul dari lingkar keluarga inti. Pihaknya menduga ada kurang layaknya prosedur isolasi atau karantina secara mandiri tersebut.

“Bisa jadi lingkungan rumah tidak memadai untuk dilakukan isolasi mandiri, karenanya ini akan ditarik ke RSUD. Kami siapkan segera,” kata Sutiaji.

Hal lain yang jadi perhatian adalah gerakan operasi rapid test secara masif ke titik berkumpul massa. Fakta di lapangan komunitas millenial yang harusnya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik akan COVID-19 justru abai. Operasi gabungan bersama TNI dan Polri akan terus dilakukan.

“Di tengah masyarakat muncul persepsi masa transisi sudah new normal, bahkan dipahami normal seperti tidak ada COVID-19. Ini yang akan terus ditekan dan diluruskan,” sambung alumnus IAIN ini.

Secara khusus Wali Kota Sutiaji juga berharap dukungan Gubernur Jatim untuk dapat mengoordinasikan dengan Kemendikbud berkaitan dengan tahapan penerimaan mahasiswa baru.

“Untuk masa masuknya ada informasi bulan Desember, yang diantisipasi, tahapan pendaftaran mahasiswa baru, karena proses test masih perlu kehadiran secara fisik. Sehingga ada potensi pergerakan pelajar ke kota Malang, ” keluhnya.

Evaluasi masa transisi Malang Raya juga memberikan catatan dan rekomendasi agar gerakan RW (kampung) Tangguh terus dikuatkan karena telah jadi role model nasional, dan 7 hari ke depan penambahan masa transisi fokus pada menekan angka kasus (penularan).(der)