Malang Super Fight ke-26 Siap Digelar, Sutiaji: Barometer Tinju Nasional Ada di Malang

Wali Kota Malang Sutiaji, Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto konferensi pers gelaran MSF ke-26 di Balai Kota Malang, Kamis (28/3). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Gong perhelatan Malang Super Fight (MSF) ke-26 telah ditabuh. Para petinju kelas dunia bakal adu kekuatan di atas ring Balai Kota Malang, Jumat esok (29/3).

Wali Kota Malang, Sutiaji mengungkapkan, bahwa Bumi Arema era 70 sampai 80an gudangnya olahraga tinju nasional. Banyak sasana tinju berdiri. Maka bukan hal baru tentunya gelaran tinju berskala dunia tahun ini dihelat di Kota Malang.

“Dulu sasana tinju di Malang paling banyak,” kata Sutiaji saat konferensi pers di Balai Kota Malang, Kamis (28/3).

Gelaran tinju profesional ini, lanjut Sutiaji, juga sebagai ajang menyambut ulang tahun ke-150 Kota Malang, 1 April. Pihaknya optimistis dengan gelaran ini selain mampu merangsang kembali potensi tinju profesional juga mampu meningkatkan kesejahteraan dan kebermanfaatan.

“Otomatis efek domino nanti banyak yang datang ke sini. Nginap di hotel, usaha kuliner dan oleh-oleh juga untung,” pungkasnya.

Sementara itu, Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Tri Yuniarto berharap, dengan gelaran MSF ini dapat lebih memacu semangat anak muda Kota Malang. Sebab, kota berjuluk Bumi Arema ini juga telah lama dikenal sebagai ikon tinju Nasional maupun Internasional.

“Selain itu momentum ini kami ingin lebih mendekatkan TNI dengan masyarakat. Karena TNI tanpa masyarakat tidak akan kuat. Kami ingin meningkatkan jalinan silaturahmi,” ujarnya.

Ketua Panitia Gabungan MSF ke-26 Ade Herawanto menambahkan, gelaran tinju dunia ini diharapkan mampu meningkatkan Kota Malang sebagai barometer tinju, baik kelas amatir maupun profesional. Ia juga meminta maaf kepada masyarakat Kota Malang karena kegiatan ini memungkinkan terjadinya ketidaknyamanan. Terutama perihal lalu lintas akibat ring tinju yang digelar di jalan bundaran Tugu Kota Malang.

“Mohon maaf apabila selama penyelenggaraan ini membuat tidak nyaman warga Kota Malang,” pungkasnya.

MSF tahun ini akan diikuti petinju-petinju terbaik Indonesia seperti Tibo Monabesa yang akan menghadapi Witawas Basapean asal Thailand dalam perebutan sabuk juara WBC Internasional kelas terbang ringan 48,8 kg.

Juga Defri Palulu melawan petinju Filipina, Ivor Lastrella dalam perebutan sabuk juara WBC Asia Pasific kelas bulu 57,1 kg.

Selain tinju, MSF dimeriahkan seni tradisional Pencak Silat serta kick boxing. Nantinya, ada dua perguruan pencak silat yang akan berpartisipasi memerihkan MSF ke-26, yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Merpati Putih (MP).

Dalam event ini, para pesilat PSHT akan menampilkan seni tunggal, ganda dan beregu yang dikemas dalam suatu kreasi yang rancak dan apik. Sedangkan dari MP akan menampilkan teknik pematahan besi dragon dan beton oleh ibu-ibu dari Persit, Dharma Wanita dan PKK Kota Malang.(Der/Aka)