Mahasiswa UB Inginkan Ojol Dapat Masuk ke Kampus

Mahasiswa UB demo tuntut kebijakan di depan Gedung Rektorat. (Lisdya)

MALANGVOICE – Aliansi Mahasiswa Resah Universitas Brawijaya (Amarah UB) menuntut tiga aksi kepada Rektor UB, Nuhfil Hanani di depan Gedung Rektorat, Senin (1/4).

Selain menginginkan pencabutan stiker, mahasiswa ingin adanya revisi kebijakan penggunaan bus yang dinilai tidak efektif serta meminta kembali ojek online (ojol) bisa masuk ke kampus.

Koordinator lapangan, Zafir Galang mengatakan, alih fungsi bus UB yang menggantikan ojol dinilai mahasiswa tidak efektif. Sebab, bus beroperasi setiap Senin hingga Jumat, mulai pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB.

“Cuma berapa jam? Padahal kami kuliah itu sampai malam, jadi kurang efektif lah,” tegasnya.

Baca Juga: Dinilai Tak Efektif, Mahasiswa UB Tuntut Rektor Cabut Pemberlakuan Stiker

Terlebih, menurut pengakuan Zafir, pada saat malam hari, mahasiswi yang jalan keluar kampus rentan terjadi kasus pelecehan seksual. Dikatakannya, hal itu bisa saja terjadi karena tidak adanya operasional bus ditambah dengan penerangan jalan yang kurang.

“Dalam satu bulan terakhir, kasus pelecehan sudah tiga kali, itu di atas jam 21.00 WIB. Ini menunjukkan bus UB tidak efektif. Lebih efektif ojol,” jelasnya.

Dalam demo ini, para mahasiswa menuntut kepada Rektor untuk ojol bisa masuk kembali ke UB.

“Karena ojol menjemput dari kos langsung ke depan Fakultas. Begitupun sebaliknya. Lebih aman kan untuk mahasiswi?” pungkasnya.(Der/Aka)