Dinilai Tak Efektif, Mahasiswa UB Tuntut Rektor Cabut Pemberlakuan Stiker

Mahasiswa UB demo tuntut kebijakan stiker di depan Gedung Rektorat. (Lisdya)

MALANGVOICE – Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), berdemo di depan Gedung Rektorat, Senin (1/4). Mereka mendesak Rektor UB, Nuhfil Hanani agar menemui mereka terkait stiker masuk kampus.

Dalam pantauan MVoice, para demonstran mencoba masuk ke dalam Gedung Rektorat dan terlihat mendorong beberapa petugas keamanan yang tengah berjaga.

“Masuk, Rektor turun atau kami yang masuk?” seru mahasiswa.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah (Amarah) menuntut beberapa hal, di antaranya kebijakan stiker dan bus yang dinilai tidak efektif serta meminta kembali ojek online (ojol) bisa masuk ke kampus.

“Kami (mahasiswa) merasa dengan diberlakukannya stiker tidak efektif. Karena, kebijakan tersebut hanya berlaku selama dua pekan saja. Dulu begitu, gagal kan?” ujar Koordinator lapangan, Zafir Galang.

Lebih lanjut, ia mengatakan, mahasiswa tidak dapat merasakan kenyamanan atas diberlakukannya masuk UB dengan stiker. Sebab, dugaan curanmor bisa saja terjadi.

“Kalau dulu, Satpam di gerbang depan dan belakang kan mengecek STNK mahasiswa. Nah, dengan adanya stiker, pemberlakuan cek STNK sudah tidak dilakukan. Jadi siapa saja bisa mengambil motor,” jelasnya.

Selain itu, mahasiswa Fakultas Hukum semester 4 ini juga mengatakan, beberapa waktu lalu, salah satu mahasiswa UB pernah menemui pemalsuan stiker UB di salah satu toko stiker.

“Pernah, dulu teman saya waktu di toko stiker ditawarin stiker UB. Teman saya diam saja, karena takut. Jadi, kami ingin pemberlakuan stiker dicabut, ini bahaya semua orang bisa masuk,” pungkasnya.

Hingga saat ini, aksi masih berlangsung.(Der/Aka)