Mahasiswa FT UM Menang Kontes Mobil Hemat Energi di Padang

Kontes mobil hemat energi di Universitas Negeri Padang beberapa waktu lalu. (Istimewa)
Kontes mobil hemat energi di Universitas Negeri Padang beberapa waktu lalu. (Istimewa)

MALANGVOICE – Team kontingen Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (FT UM) menang Kontes Mobil Hemat Energi (KHME) yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) di Universitas Negeri Padang pada Sabtu (1/12) kemarin.

Dosen pembimbing tim KHME FT UM, Avita Ayu Permanasari memaparkan, kontes yang diselenggarakan sejak tanggal 27 November hingga 1 Desember kemarin pihaknya menurunkan dua tim, yakni tim Semeru (Kumbolo) dan tim Semeru (Asaka).

“Kami menang di tim pertama meraih juara 1 dalam kategori di prototype ethanol dengan kecepatan 543,47 Km per liter. Dan Tim 2 Semeru meraih juara 2 di kategori urban ethanol dengan kecepatan 185 km per liter,” ujarnya usai konferensi pers di UM, Selasa (4/12)

Kemenangan UM kategori prototype ethanol ini mampu menggeser posisi pertama UGM yang selama ini selalu menang dalam KHME kategori prototype ethanol.

Dikatakannya, mahasiswanya telah mengikuti kontes mobil hemat energi sejak tiga tahun terakhir, yakni dari 2016 hingga 2018. Namun, sayangnya UM harus menempati posisi juara ke-2.

“Dari tiga tahun itu belum pernah dapat medali, ini baru pertama, bisa mengungguli juara bertahan ITB dalam kategori prototype,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Engine, Bagas Eko Laksono, mengatakan belum puas dengan capaian yang telah mereka raih. Untuk itu, pihaknya akan terus mengupgrade mobil yang telah dibuat tersebut agar menang dalam ajang internasional di ajang Shell ECO Marathon Asia 2020 mendatang.

“Saya rasa belum puas, masih ada beberapa yang harus diperbaiki lagi,” paparnya.

Lebih lanjut, menurut Bagas, mesin prototype ethanol yang telah dibuat saat ini masih memiliki bobot yang sangat berat. Sehingga saat ini, pihaknya tengah mengupayakan untuk memperingan bobot mesin namun tetap dengan kualitas yang tinggi.

“Nantinya bobot engine harus diperingan, power to weight-nya juga harus diperbesar, sehingga meski mesin kecil tapi tenaga besar,” jelasnya.

Perlu diketahui, bobot mesin dari prototype ethanol yang mendapatkan juara 1 tersebut berkisar antara 20 hingga 22 kilo. Dengan bobot tersebut, hasil karya mahasiswa FT UM berhasil melintasi lintasan dengan panjang 7,97 km.

“Harus turun 10 kg, harapannya biar menang dalam kontes di Shell nanti,” pungkasnya.(Der/Aka)