Ludruk Kian Tersisih, Wanedi Berencana Gelar Festival Ludruk Se-Kota Malang

Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1, Ahmad Wanedi, berbincang dengan warga Mulyorejo. (Istimewa)

MALANGVOICE – Meskipun lahir dari rahim rakyat, kesenian tradisional ludruk ternyata kurang mendapat tempat di Kota Malang. Sasmito, salah satu seniman ludruk, mengeluh atas hal ini, Jumat (23/2).

Dikatakan, dia bersama kelompoknya sulit mencari tempat menggelar pertunjukan seni tradisional khas Jawa Timur tersebut. “Kita kesulitan, ludruk kurang mendapat tempat di sini (Malang),” katanya di sela kunjungan Calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 1, Ahmad Wanedi, di kawasan Mulyorejo, Sukun.

Mendengar akan hal tersebut Wanedi menyesalkan apa yang terjadi dengan budaya lokal Indonesia khususnya ludruk. “Ini sangat miris, seharusnya tidak terjadi hal seperti ini,” tandasnya.

Secara historis ditahun 1950 ludruk merupakan hiburan utama yang diminati oleh masyarakat kota Malang. Kelompok-kelompok baru yang sering disebut dengan Ludruk Bladjaran muncul dipermukaan.

“Karena dulu itu ada wadah, sekarang gak ada lagi. Jadi semuanya seperti mati suri. Masyarakat harus berbudaya, kita punya budaya warisan nenek moyang kita, jangan sampai untuk nonton tarian reok, kuda lumping atau ludruk harus ke Malaysia,” urainya.

Untuk tetap melestarikan kesenian ludruk, pada kesempatan tersebut Wanedi menegaskan akan menggelar festival ludruk di Kota Malang. Menurutnya, ajang semacam itu penting diinisiasi.

“Ini adalah wadah, jadi ketika festival dilakukan semua seniman akan bertemu, disitu masyarakat khususnya generasi muda akan melihat budaya yang diwariskan nenek moyang kita,” katanya.

Tidak hanya ludruk, Wanedi juga akan memberikan kesempatan kepada seniman-seniman lain seperti ketoprak, wayang kulit ataupun budaya lainnya yang mewakili budaya lokal. “Supaya anak cucuku kita ngerti,” pungkasnya.(Der/Aka)