MALANGVOICE – Sebanyak 20 saksi dan korban tragedi Kanjuruhan mengajukan permohonan perlindungan kepada Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua LPSK, Maneger Nasution saat konferensi pers daring terkait hasil investigasi atas tragedi kelam itu, Kamis (13/10).
Ia menjabarkan, 20 pemohon itu meliputi 14 laki-laki dan enam wanita. Dari para pelapor itu, tiga diantaranya masih pelajar. Selebihnya berusia 18 tahun ke atas. Ada dua pemohon yang sudah diminta keterangan dan telah diproses berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai saksi.
“Kira-kira itu gambaran pemohon yang sudah mengajukan permohonan ke LPSK untuk dijadikan terlindung,” kata Maneger.
LPSK juga mengamati rekaman CCTV yang didapat dari 32 titik area Stadion Kanjuruhan. Dalam rekaman terlihat ada seorang penonton yang masuk ke lapangan. Kemudian pria itu dihadang oleh sejumlah petugas sehingga tidak berhasil menyalami pemain Arema FC.
Baca juga : Soroti Aspek Kemudahan dan Keselamatan, Menteri PUPR Bakal Renovasi Stadion Kanjuruhan
Baca juga : Janji Kawal Tragedi Kanjuruhan, Arteria Dahlan Beri Saran Menohok untuk Kadiv Humas Polri
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan di awal-awal hanya 4-5 penonton yang masuk ke lapangan. Sekitar pukul 22.04 51 detik baru terlihat sejumlah penonton merangsek dari tribun timur ke lapangan dan kondisi pun menjadi kericuhan.
Lantas ada kerumunan penonton yang merangsek ke lapangan. Tampak pemain yang sebelumnya di lapangan, digiring petugas keamanan memasuki ruang ganti stadion Kanjuruhan.
Terlihat pula sekelompok penonton berlari ke arah kiper Arema FC, Adilson Maringa memberikan pelukan.
“Tampak tidak ada suatu hal yang mengkhawatirkan,” lanjutnya.
Baca juga : Ungkap Fakta, KontraS Desak Adanya Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan
Baca juga : Aremania Asal Probolinggo Takut Pulang, Ini Penjelasan Psikolog RSUD Kanjuruhan
Namun setelah itu tampak penonton mengenakan pakaian hitam berlari mendekati salah seorang pemain, kejadian begitu cepat, dan hal itu tengah didalami LPSK.
“Tampak juga salah seorang penonton yang mendekati pemain di daerah garis batas lapangan dan ini masih kita dalami, apakah itu kekerasan atau tidak,” kata Edwin.
Hingga akhirnya pada pukul 22.05 WIB, dalam video yang diputar LPSK, asap putih pertama kali terlihat, menyebar di depan Tribun VIP. Kondisi pun semakin kerub, di mana petugas keamanan mulai menggunakan tameng dan tongkat, menghalau penonton dalam jumlah besar meringsek masuk ke lapangan.
Tampak juga beberapa kekerasan berlangsung oleh aparat berseragam menggunakan tongkat dan tameng.
“Ada juga terlihat penonton yang mencoba memprovokasi melempar sesuatu dan kami belum tahu apa itu kemudian direspon aparat yang berjaga,” tuturnya.
Dan setelah itu tampak terdengar suara tembakan di waktu 22.09, delapan detik kemudian setelah itu diikuti dengan rentetan tembakan berikutnya.
“Di sini kita bisa melihat ada titik-titik asap yang mengarah ke arah tribun selatan antara Tribun 12 dan 13 dan juga ada tembakan yang langsung ke tribun penonton, begitu juga di sisi Utara di lapangan,” pungkas Edwin.(end)