Longsor Mengintai Permukiman Bibir Sungai, Begini Respon Wali Kota Malang

Wali Kota Malang Sutiaji meninjau permukiman warga terdampak longsor di Kelurahan Muharto. (Humas Pemkot Malang)
Wali Kota Malang Sutiaji meninjau permukiman warga terdampak longsor di Kelurahan Muharto. (Humas Pemkot Malang)

MALANGVOICE – Ancaman bencana longsor mengintai seluruh kawasan permukiman yang berjejal di bantaran sungai Kota Malang. Pada musim penghujan selama awal 2020 ini, peristiwa longsor lebih dari tiga kasus. Solusi terbaik adalah dengan merelokasi warga ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Buring.

Namun, solusi tersebut agaknya sulit direalisasikan. Sebab, beberapa warga diketahui ada yang kembali ke permukiman lama dengan beragam alasan.

“Ada yang balik lagi terus dikontrakkan. Alasannya jauh dari tempat kerja dan lingkungan asal tinggal,” beber Sutiaji, belum lama ini.

Ia melanjutkan, mau tidak mau warga permukiman di bibir sungai harus direlokasi untuk menghindari ancaman bencana. Selain itu, untuk mengatasi kawasan kumuh, permukiman warga harus ditata ulang. Hal itu mengacu pada program Kementerian PUPR, tentang kota tanpa kumuh (Kotaku).

“Nanti ditata agar menghadap sungai. Di Tanjungrejo Sukun jadi pilot project, bebas biaya. Anggarannya Rp 90 juta per rumah. Nanti kita lihat lah (hasilnya),” pungkas politisi Demokrat ini.(Der/Aka)