Lintas OPD Dilibatkan Atasi Penurunan Kasus Stunting di Kota Batu

Pengukuran tumbuh kembang anak merupakan bagian dalam penanganan menekan kasus stunting. (MVoice/Pemkot Batu)

MALANGVOICE– Prevalensi stunting di Kota Batu mencapai 13,2 persen hingga tahun 2023. Berbagai strategi intervensi gizi digencarkan Pemkot Batu agar kasus gizi buruk pada anak bisa turun satu digit di tahun ini. Peran lintas sektor OPD dilibatkan untuk mencapai target pengurangan stunting.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menekankan, penanganan kasus stunting bukan hanya urusan Dinas Kesehatan. Melainkan juga perlu dukungan kolaboratif dari lintas sektor.

“Seluruh OPD kami instruksikan jadi orang tua asuh anak stunting. Minimal dua orang anak setiap OPD. Jadi mereka nanti bisa turun setiap saat sesuai SOP yang telah ditentukan oleh Dinkes Batu. Seperti kapan harus turun, kapan harus memberikan makanan dan kapan dilakukan asesmen,” tutur Aries.

Baca juga:
KPU Batu Pastikan 13.451 Data Pemilih Masuk Kategori TMS

Polisi Periksa Tiga Saksi Terkait Kebakaran Malang Plaza

Tim Labfor Polda Jatim Kesulitan Cek Lokasi Kebakaran Malang Plaza

Tim Labfor Polda Jatim Olah TKP Kebakaran Malang Plaza

Nantinya setelah beberapa bulan dilakukan pendampingan. Kemudian hasil asesmen anak tersebut sudah mendapatkan tumbuh kembang yang positif. Maka OPD pendamping bisa mencari anak asuh baru.

“Kalau misalnya 1,5 bulan anak ini tumbuh kembangnya sudah bagus. Ya kami carikan anak asuh baru,” katanya.

Program penurunan stunting itu diberi nama Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS). Melalui program ini akan dilakukan gerakan secara masif untuk melakukan intervensi kepada anak stunting di bawah usia dua tahun (Baduta) .

“Lewat gerakan ini, kami akan beri pendamping baduta stunting yang mengalami masalah selama 3 bulan. Untuk tahap awal seluruh OPD akan melakukan intervensi 40 baduta stunting di Kota Batu,” ujarnya.

Lebih lanjut, untuk menekan angka stunting, Aries juga menginstruksikan ASN Kota Batu untuk turut memberikan informasi, apabila ada masyarakat di lingkungannya yang teridentifikasi stunting. Sehingga dapat segera ditindaklanjuti dan diberikan penanganan.

Baca juga:
RKPD 2024 Kota Batu Usung Sejumlah Program Prioritas

Tekan Angka Stunting, Intervensi Gizi Gencar Dilakukan saat Menginjak Bultim

Pemerataan Kualitas Layanan Kesehatan, Kunci Tekan Stunting di Jatim

Kepala Dinkes Kota Batu, drg Kartika Trisulandari mengatakan, adanya pendamping dan upaya kolaboratif dari semua pihak, diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Kota Batu.

“Dengan sinergitas dan kolaborasi dalam melakukan pendampingan orang tua dengan anak berstatus stunting. Kami pastikan bahwa anak tersebut bisa mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang,” katanya.

Melalui Program BAAS ini, orang tua asuh akan memastikan baduta yang diasuh memperoleh asupan makanan gizi seimbang sesuai isi piringku, jajanan yang sehat serta mendapatkan pelayanan posyandu ketika sakit.

Selain itu, dilakukannya pendampingan pada baduta stunting dan keluarganya, sesuai dengan intervensi yang harus dilakukan sampai meningkat status gizinya dengan penambahan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) secara signifikan. Kemudian juga ada perubahan perilaku yang positif dari pola asuh, pola makan dan kebiasaan keluarganya.(der)