Lewati Masa Kritis dan Sukses Jalani Operasi, Korban Tragedi Kanjuruhan Pulang dari RS Saiful Anwar

Afrizal diperbolehkan pulang dari RS Saiful Anwar. (istimewa)

MALANGVOICE – Muhammad Afrizal (11), salah satu korban Tragedi Kanjuruhan diperbolehkan pulang dari RS Saiful Anwar pada Rabu (26/10). Ia sudah menjalani perawatan dan melewati masa kritis sejak peristiwa yang terjadi pada 1 Oktober lalu.

Bersama keluarganya, Afrizal menggunakan kursi roda mulai meninggalkan RS Saiful Anwar. Meski masih belum bisa berjalan, namun dikatakan Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), dr Yudi Siswanto.,Sp.B.P.R.E kondisinya kini sudah sangat baik.

“Sekarang sudah membaik, diperbolehkan pulang, kedepan tinggal kontrol di klinik,” kata Saiful.

Saat pertama kali masuk rumah sakit, Saiful menjelaskan, Afrizal mengalami penurunan kesadaran sehingga kembali dimasukkan ke ruang Intensive Care Unit (ICU) selama 7 hari. Setelah mendapat perawatan intensif korban membaik sampai sekarang.

Baca Juga: Kapolda Jatim Bantu Fasilitasi Kebutuhan Keluarga Korban ke-135 Tragedi Kanjuruhan

Sebelum diperbolehkan pulang, bocah asal Bululawang ini menjalani operasi selama lima kali. Terakhir, ia menjalani operasi penanaman kulit paha karena alami memar cukup parah.

“Terakhir operasi penanaman kulit, sehingga bekas lukanya sudah tidak terlihat dan sudah sembuh 100 persen,” lanjutnya.

Meski masih menggunakan kursi roda, nantinya Afrizal akan menjalani rawat jalan dan terapi di rumah. “Untuk terapi jalannya bisa dilakukan bertahap dan tidak ada kendala terkait itu,” sambungnya.

Ibunda Bersyukur Anaknya Selamat dari Peristiwa Tragedi Kanjuruhan

Sementara itu ibu Afrizal, Aminayu (44) mengaku sangat bersyukur anaknya bisa pulih dan lolos dari maut dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.

“Yang penting anak saya sembuh, alhamdulilah selamat,” ujarnya.

Afrizal menonton pertandingan di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu itu bersama sang ayah. Kondisi ayahnya tidak separah Afrizal meski ada luka di mata dan kaki.

“Nonton sama ayahnya di gate 8. Tapi bapak tidak mau dirawat di rumah sakit jadi di rumah. Tinggal mata sama kaki agak pincang,” ulasnya.

Aminayu sendiri sempat kesulitan mencari putranya ketika kericuhan meletus usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu. Semalaman ia mencari Afrizal ke rumah sakit di sekitar Kanjuruhan namun tidak ada hasil.

“Saya cari seluruh rumah sakit di Kanjuruhan sampai Gondanglegi saya cari sampai tiga kali, tidak ketemu akhirnya balik ke Kanjuruhan tanya petugas katanya ada yang bawa dia ke rumah sakit ada yang gendong nangis nyari mamanya,” ungkap Aminayu.

Pada waktu subuh 2 Oktober Aminayu datang ke RS Saiful Anwar dan barulah ia menemukan Afrizal sedang dirawat. Ia mengingat saat itu paha anaknya ada luka di paha.

“Saya tidak tahu keinjak atau bagaimana, paha dia menghitam sehingga harus dilakukan pembuangan agar tidak sampai infeksi,” sambungnya.

Saat ini keluarga masih akan tetap fokus pemulihan kondisi Afrizal sampai benar-benar pulih dan bisa berjalan. Diketahui ia sama sekali tidak berjalan selama 24 hari karena harus berbaring di rumah sakit.

“Ya semoga cepat pulih dan berjalan lagi, soalnya belum pernah belajar berjalan semenjak di sini,” tandasnya.(der)