MALANGVOICE- Binus University Malang terus berkomitmen mencetak wirausahawan muda.
Melalui Program Studi Entrepreneurship Business Creation (EBC) di kampus Binus Malang menghadirkan Entrepreneurial Odyssey.
Kegiatan ini digelar intensif selama dua minggu yang dirancang untuk memperkenalkan dunia kewirausahaan secara langsung kepada siswa SMA, orang tua, dan masyarakat umum.
Kepala Program Studi EBC Binus Malang, Etsa Astridya Setiyati, menjelaskan, Entrepreneurial Odyssey mencakup berbagai kegiatan mulai dari trial class, pameran produk mahasiswa dari Enrichment Track Entrepreneurship, hingga beragam workshop.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat Terpilih Jadi Ketua Komwil IV Apeksi 2025–2028
“Program ini tidak hanya memberi gambaran tentang proses belajar di Binus, tapi juga memperlihatkan langsung karya dan perjalanan bisnis para mahasiswa,” ujar Etsa, Jumat (25/7).
Program ini merupakan bagian dari strategi besar EBC untuk membentuk ekosistem kewirausahaan yang kuat sejak awal perkuliahan. Mahasiswa tidak hanya dibekali teori, tapi juga mendapatkan pendampingan dari mentor bisnis yang profesional dan bersertifikat, mulai dari manajemen, keuangan, pemasaran hingga sumber daya manusia.
Menunjang itu, Binus juga memiliki Binus Digitec Valley, laboratorium kewirausahaan berbasis teknologi yang memungkinkan mahasiswa mengembangkan bisnis di bidang mutakhir seperti AI, virtual reality, dan augmented reality.
“Bukan sekadar wacana, anak-anak mendapatkan pengalaman nyata,” ujar Etsa.
Bisnis Advisor EBC, Audio Valentino Himawan, menegaskan, pendampingan dimulai sejak hari pertama mahasiswa masuk kuliah.
“Kami ingin mencetak entrepreneur yang bukan hanya siap bertarung, tapi juga punya fondasi bisnis yang kokoh,” katanya.
Binus University juga telah mengantongi akreditasi internasional dari Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACSB), yang hanya dimiliki segelintir kampus elite di Indonesia seperti UGM, UI, ITB, dan Binus sendiri. Hal ini menegaskan kualitas dan kredibilitas pendekatan pendidikan kewirausahaan di kampus tersebut.
Program Entrepreneurial Odyssey juga menghadirkan sejumlah alumni dan mahasiswa yang sukses membangun bisnis sebagai inspirasi langsung bagi peserta.
Salah satunya adalah Kun Sentanawan, alumni yang sukses membesarkan Wiska Company, usaha yang bergerak di bidang jasa pembuatan tas custom, clothing line, hingga merchandise komunitas. Kun memulai usahanya sejak SMA dan menyebut kunci suksesnya adalah riset yang mendalam dan evaluasi layanan secara berkala.
“Dulu saya pikir sudah berbisnis, tapi ternyata baru dagang. Di Binus saya belajar sistem manajerial, SOP, KPI, hingga akhirnya bisnis saya bisa berjalan semi-autopilot,” ungkapnya.
Kisah lain datang dari Bintang Anugerah Putra, owner Brilla Futura, yang mengelola bisnis event organizer dan wedding organizer. Bisnisnya menangani proyek berskala nasional, termasuk Hari Santri Nasional yang ditugaskan langsung oleh Presiden Jokowi.
Salah satu proyek besar lainnya adalah kampanye produk susu Zee, yang mendatangkan omzet hingga Rp2,5 miliar.
“Saat ini kami sedang kembangkan lini wedding, dengan mentoring langsung dari Binus,” ujarnya.
Sementara itu, Akbar Naufaldy mengambil jalur yang berbeda dengan mengembangkan bisnis digital melalui platform Canva. Meski sempat diremehkan karena menggunakan platform yang dianggap ‘kurang profesional’, ia justru melihat peluang besar di sana.
Kini, ia menjual template presentasi, feed media sosial, dan produk digital lain yang laris di pasar global.
“Dosen-dosen Binus tidak hanya mengajar teori, mereka juga memberi arah dan wisdom dalam memadukan idealisme dengan kepemimpinan bisnis,” kata Naufal.
Dengan ekosistem yang lengkap, fasilitas modern, dan pendekatan praktis, Binus University Malang membuktikan keseriusannya dalam mencetak wirausaha muda yang siap bersaing di dunia nyata. Program Entrepreneurial Odyssey bukan hanya pengenalan, tapi pijakan awal menuju lahirnya generasi pengusaha baru yang tangguh dan visioner.(der)