MALANGVOICE – Lagu yang mengandung lirik dukungan terhadap pasangan Ya’qud Ananda Gudban – Ahmad Wanedi menjadi viral. Lagu tersebut tersebar di beberapa media sosial seperti sejumlah grup WhatsApp Messenger.
Lagu ini merupakan modifikasi tembang berjudul ‘Yang Penting Happy’ yang dipopulerkan Jamal Mirdad. Hanya saja, lirik lagu sepenuhnya diubah menjadi dukungan terhadap pasangan yang disebut-sebut bakal menjadi penantang kuat petahana ini.
Berikut lirik lagu selengkapnya:
Waktu Pilkada telah tiba, pilihlah pemimpin yang baru
Jangan pilih yang jual janji, pilih saja yang pasti pasti
Pilihlah pemimpin yang takwa, berbudi dan mengerti ilmu
Punya hati punya nurani, Nanda – Wanedi lah yang pasti
Pemimpin tegas jujur adil merakyat
Pilihan rakyat, Nanda – Wanedi yang tepat
Suka suka, pilih Nanda – Wanedi
Suka suka, pilih Nanda – Wanedi
Di bawah kepemimpinan beliau, Kota Malang menjadi asyik
Di bawah komandonya sang pemimpin, Kota Malang jadi terjamin
Viralnya lagu ini menjadi pertanda pasangan ini telah mendapat rekomendasi, terutama dari PDIP yang akhir-akhir ini dikabarkan bakal mengusung mereka. Dikonfirmasi terkait hal ini, Ya’qud Ananda Gudban terkesan tutup mulut.
“Recommendation not on what people say but on hands. Jadi sebelum ada di tangan, saya tidak bisa komentar dulu. Untuk lagunya, saya saja belum mendengarkan,” kelit Ketua DPC Partai Hanura Kota Malang tersebut, Rabu (3/1).
Hal senada diungkapkan Sekretaris DPC PDIP Kota Malang, Abdul Hakim. Dia memaparkan, rekomendasi dari DPP PDIP masih menunggu kepastian hitam di atas putih.
Ketua DPRD Kota Malang ini menegaskan, beragam spekulasi yang tersebar selama ini bisa berubah sewaktu – waktu. “Meski memang arahnya ke sana (Nanda – Wanedi), tapi karena belum ada kertasnya ya takutnya riting kiri belok kanan, tertabrak dari belakang,” imbuh Hakim, memberikan analogi.
Terkait lagu itu, dia mengaku mengenal pencipta liriknya. Dikatakan, penulis lirik ialah seorang arek Malang yang saat ini tinggal di Jakarta. Dia menampik anggapan bahwa lagu ini merupakan bentuk pencurian start kampanye.
“Bukan mencuri start, memang menyebut nama, namun kan tidak ada nomor. Yang bikin lagu juga bukan orang PDIP,” pungkasnya.(Coi/Aka)