Kotak Koin dan Goena Beri Edukasi Generai Milenial Atur Keuangan dengan Teknologi Finansial

Webinar pengaturan keuangan generasi millenial. (istimewa)

MALANGVOICE – Generasi millenial adalah generasi yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000an atau yang saat ini berumur 17-37 tahun. Generasi millenial identik dengan kemajuan teknologi beserta segala kemudahan yang ada.

Generasi millenial lahir di zaman dengan akses yang mudah ke lembaga keuangan. Millenial adalah generasi pertama yang tumbuh dengan komputer dan internet, akan lebih mudah bagi milenial untuk
mempelajari sektor keuangan dengan cepat dan menerapkannya ke dalam kehidupan.

Gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan pengelolaan keuangan membuat milenial merasa sulit untuk mengatur keuangan. Sebagian milenial juga masih sulit mengatur keuangannya sesuai skala prioritas.

Hal ini tentu saja bersinggungan dengan tingkat literasi keuangan terhadap milenial. Upaya konsisten untuk mencetak generasi sadar finansial di tengah pandemi global yang saat ini
dialami banyak negara termasuk Indonesia, platform fintech P2P lending terdaftar OJK, PT Coco Digital Technology (Kotak Koin) bersama PT Dynamic Credit Asia (Goena) menyelenggarakan talkshow interaktif kepada lebih dari 100 peserta mahasiswa STIKI Malang pada hari Rabu, 23 September 2020.

Digelar secara daring melalui aplikasi komunikasi video ini untuk mengenalkan industri fintech peer-to-peer lending serta pemahaman inovasi yang dilakukan fintech untuk mendukung finansial di tengah pandemi Covid-19.

Okta Pramudya, Direktur Kotak Koin mengatakan, kehadiran fintech P2P lending mampu meningkatkan pengetahuan terkait layanan keuangan berbasis digital dan membuka akses finansial yang lebih luas untuk masyarakat Malang.

Data yang telah diterima oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI), terkait bisnis pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending telah mencapai Rp 113,46 triliun hingga Juni 2020.

“Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dirilis pada Rabu (12/8), nilai itu tumbuh 153,23% year on year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu hanya Rp 44,8 triliun. Hal ini membuktikan bahwa industri P2P lending
turut mendorong dan menggerakkan perekonomian negara seiring dengan pertumbuhannya yang signifikan,” katanya.

Paulina Pietersz – Public Relations, Goena menambahkan, dengan adanya edukasi daring ini, diharap masyarakat Malang terutama generasi millenial dapat memanfaatkan layanan dengan baik.

“Produk P2P lending hadir untuk kebutuhan di tengah pandemi dan tetap waspada terhadap fintech ilegal yang marak ditawarkan dengan bunga yang di atas ketentuan regulator,” jelasnya.

Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 mahasiswa STIKI Malang ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi terkait akses finansial dan pengaturan keuangan melalui teknologi finansial sangat dibutuhkan oleh masyarakat Malang.(der)