Korban Erupsi Semeru Pasrah Tunggu Bantuan Pemerintah

Warga yang berada di pengungsian SDN 4 Supit Urang, Lumajang, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Jinta (36) salah satu warga yang ditemui di pengungsian yang terletak di SDN 4 Supit Urang, Lumajang, terlihat pasrah tidur beralaskan karpet seadanya.

Rumahnya yang ada di Dusun Sumbersari, Kampung Umbulan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, ludes disapu lahar dingin Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) lalu.

“Rumah saya sudah ambrol, sudah gak punya rumah lagi. saya gak berani kembali ke rumah. Rumah saya menghadap langsung ke arah Gunung Semeru,” ujarnya saat ditemui Mvoice, Senin (6/12).

Setelah rumahnya ambrol, Jinta tidak tau akan tinggal di mana. Ia hanya berharap ada bantuan dari Pemerintah agar kembali memiliki tempat tinggal. Meski itu berarti harus direlokasi.

Baca Juga: Damkar Kota Malang Suplai Air Bersih ke Rumah Warga Terdampak Erupsi Semeru

“Saya siap dan mau andai akan direlokasi. Karena saya takut kejadian serupa terulang lagi,” jelasnya.

Jinta menceritakan pada saat erupsi terjadi, Ia sedang memasak. Tiba-tiba Ia mendengar suara teriakan warga ada lava yang datang. Mengetahui itu, Jinta bergegas menarik anak dan Ibunya yang sudah tua untuk segera melarikan diri.

“Kami segera melarikan diri. Namun saat keluar rumah, diluar sudah gelap gulita. Awan tertutup kepulan Gunung Semeru. Jadi gelap seperti malam hari, padahal masih sore,” ucap dia.

Setelah kejadian tersebut, Jinta kini tinggal bersama dengan puluhan orang yang turut mengungsi di SDN 4 Supit Urang, Lumajang.

“Ini kita tidur dengan alas karpet seadanya. Ya tidur bareng bareng gitu. Kalau malam susah tidur. Signal tak ada, lampu kadang kedip kedip. Di sini listriknya pakai disel,” tandasnya.

Sementara itu, Ibu RT 10 RW 04, Dusun Sumbersari, Kampung Umbulan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Indayani membenarkan, jika rumah warganya banyak yang ludes Disapu lahar dingin.

“Jadi di wilayah RT saya rumahnya banyak yang ludes ada beberapa yang rusak. Selain itu, hewan ternak juga banyak yang mati,” terangnya.

Ia pun mengaku tidak bisa melakukan pendataan warganya, karena saat erupsi terjadi, semuanya terpencar menyelamatkan diri masing-masing.

“Warga saya ada yang luka-luka, selain itu ada juga yang belum ketemu karena sudah terpisah-pisah,” kata dia.(der)