MALANGVOICE– Kesiapsiagaan wilayah mulai dipersiapkan menjelang arus lonjakan wisatawan pada libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Jajaran Forkompimda Kota Batu hingga pemangku wilayah tingkat desa/kelurahan duduk bersama guna melakukan konsolidasi untuk menjamin kondusifitas wilayah dan mitigasi bencana. Serta memastikan pelayanan publik berjalan optimal saat libur akhir tahun.
Apalagi Kota Batu sebagai daerah daya tarik wisata dipastikan akan mengalami lonjakan arus kendaraan dari aktivitas wisatawan di saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sehingga skema persiapan antar pemangku kepentingan semakin dimatangkan melalui forum pembaruan situasi serta konsolidasi langkah bersama yang mengusung tema “Sinergitas Menghadapi Liburan Nataru dan Antisipasi Bencana Alam”.
Wali Kota Batu, Nurcohman menekankan pentingnya pendekatan kolaborasi lintas sektor instansi pemerintah serta peran kelompok masyarakat sipil menyambut puncak musim liburan. Upaya kolaboratif dan strategis begitu diperlukan lantaran arus kunjungan wisatawan diprediksi bakal meningkat. Situasi ini membawa efek ganda sekaligus, baik peluang ekonomi maupun tantangan besar terhadap aspek potensi ancaman keamanan dan risiko bencana.
“Kota Batu sebagai destinasi utama pariwisata akan mengalami peningkatan signifikan dalam kunjungan. Ini adalah peluang ekonomi, tetapi juga tantangan besar bagi keamanan, ketertiban, dan kesiapan kita menghadapi potensi bencana alam di musim penghujan. Koordinasi yang rapat antar semua OPD, TNI, Polri, dan elemen masyarakat adalah kunci keberhasilan,” tegas Cak Nur.
Ia juga mendorong forum sarasehan ini menjadi ruang terbuka untuk menyerap masukan dari seluruh unsur kewilayahan, terutama dalam menyesuaikan kebijakan dengan kondisi riil di lapangan. Ia menekankan bahwa pemerintahan yang humanis, terbuka, dan bertransformasi bersama masyarakat akan jauh lebih efektif dibandingkan pola kerja yang normatif dan berjarak.
Dalam konteks mitigasi bencana, Cak Nur menyoroti pentingnya kesinambungan upaya dari level pemerintah kota hingga desa dan kelurahan. Ia menilai bahwa desa dan kelurahan memiliki peran dominan dalam membangun kesiapsiagaan, mendorong partisipasi masyarakat, serta memastikan respons cepat terhadap potensi gangguan dan bencana.
“Melalui pembinaan kewilayahan ini, Pemerintah Kota Batu berharap kesiapsiagaan wilayah semakin solid, masyarakat merasa aman dan tenang, serta Kota Batu tetap terjaga kondusivitasnya selama libur Natal dan Tahun Baru,” lanjut Cak Nur.
Ia menegaskan bahwa momentum Natal dan Tahun Baru tidak hanya dimaknai sebagai rutinitas keagamaan maupun pergantian tahun, tetapi juga menjadi fase penting untuk memperbarui pembacaan situasi dan kondisi wilayah Kota Batu. Menurutnya, setiap perayaan besar selalu memiliki konsekuensi sosial, keamanan, hingga kebencanaan yang harus diantisipasi secara terukur.
“Ini untuk memperbarui semangat kita menjaga kondusivitas wilayah. Momentum akhir tahun harus memberikan kesiapan wilayah yang terukur, terkoordinasi, dan benar-benar hadir di lapangan,” tegas dia.
Kabag Ops Polres Batu, Kompol Anton Widodo menegaskan, pihak kepolisian memberikan dukungan penuh melakukan pengamanan dan antisipasi kerawanan wilayah. Dipastikan ada sebanyak 442 personel gabungan yang disiagakan saat Operasi Lilin Semeru 2025. Kekuatan personel gabungan rinciannya meliputi 250 personel Polres Batu (mencakup Satgas Preemtif, Preventif, Lantas, Gakkum, dan Banops) serta 192 personel bantuan dari unsur TNI, Dishub, Satpol PP, dan relawan.
“Operasi ini bukan sekadar pengamanan rutin tahunan. Ini adalah transformasi menuju Polri yang lebih melayani dan adaptif, berfokus pada pelayanan publik sosial dan spiritual. Kami bertransformasi dari sekadar ‘penjaga’ menjadi ‘penguat makna dan rasa aman’ bagi setiap ibadah dan perayaan warga,” jelasnya.
Tujuan utama operasi, lanjutnya, adalah terjaminnya rasa aman masyarakat dari segala ancaman sebelum, saat, dan sesudah Nataru. Target keamanan difokuskan pada tiga aspek: kelancaran ibadah, kelancaran arus mudik dan wisata, serta keselamatan wisatawan. Dipaparkan pula analisis mendalam terkait problematika yang dihadapi Kota Batu selama libur panjang.
Aspek sosial mencakup padatnya aktivitas peribadatan, lonjakan sampah wisata, dan beban kerja lembur tenaga pariwisata. Aspek ekonomi berpusat pada stabilitas harga dan ketersediaan sembako, BBM/Gas, serta air bersih. Sementara aspek keamanan didominasi oleh ancaman kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, penipuan daring, potensi tindak pidana terorisme, gangguan ibadah, dan peredaran narkoba. Untuk mengatasi tantangan tersebut, Polres Batu telah menyusun langkah pra-operasi yang terperinci.
“Kami telah melakukan pengecekan langsung jalur alternatif dan lokasi strategis untuk penempatan Pos Pengamanan (Pos PAM) dan Pos Pelayanan (Pos YAN). Koordinasi intensif juga kami lakukan dengan PHRI untuk data okupansi hotel, dengan Dinas Perdagangan terkait harga sembako, serta dengan pengelola tempat wisata dan SPBU untuk memastikan ketersediaan logistik,” papar Kompol Anton.
Manajemen lalu lintas menjadi perhatian khusus. Pos PAM akan ditempatkan di trouble spots seperti Simpang Empat Pesanggrahan dan Exit Songgoriti. Terbaru, Polres Batu membentuk Tim Urai Lalu Lintas beranggotakan 21 personel Satlantas terlatih yang bertugas sebagai quick response untuk mengurai kemacetan, menangani kendaraan mogok, dan menangani kecelakaan dengan cepat.
Pemetaan kerawanan juga dilakukan secara spesifik, mencakup lokasi rawan macet (seperti hotel dan kuliner di pinggir jalan utama) serta pemetaan khusus gereja-gereja yang masuk kategori rawan gangguan keamanan, termasuk ancaman terorisme. Tidak kalah penting, Operasi Lilin Semeru 2025 juga mengintegrasikan rencana antisipasi bencana alam, terutama banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem.
“Hingga saat ini, di wilayah hukum Polres Batu telah tercatat 73 kejadian bencana. Kami telah menyusun Rencana Kontinjensi Aman Nusa II Semeru 2025, melengkapi sumber daya, dan melaksanakan latihan simulasi,” ungkap Kompol Anton.(der)