Kisah Julieta, Mahasiswa UB yang Terpilih Sebagai Relawan Asian Games

Volunteer Asian Games, Julieta bersama atlit Iran.
Volunteer Asian Games, Julieta bersama atlit Iran.

MALANGVOICE – Penyelenggaraan Asian Games di Indonesia terbilang sangat sukses. Banyak pihak internasional, mengapresiasi gelaran even olahraga di Asia tersebut. Kesusksesan, tidak saja menyasar pada penyelenggaraan, namun juga dari aspek prestasi para atlet. Indonesia, dalam ajang itu berhasil menduduki peringkat ke empat.

Dibalik suksesnya Asian Games ternyata tak bisa lepas dari kerja keras dan juga perjuangan para relawan yang tersebar di berbagai tempat ketika berlangsungnya event terbesar se Asia itu.

Salah relawan yang banyak berjasa dalam gelaran Asian Games, yakni Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, Julieta Chandradewi. Kepada Malangvoice ia menceritakan keluh kesahnya saat menjadi volunteer Asian Games.

“Capek? Iya sangat capek pastinya dan kami nggak ada libur. Tapi itu kesan yang paling nggak pernah saya lupakan,” kata Julieta.

Volunteer Asian Games, Julieta bersama atlit Iran.
Volunteer Asian Games, Julieta bersama atlit Iran.

Julieta mengatakan jika ia mulai bertugas sejak para atlet dan official serta para pelatih dari luar negeri datang ke Indonesia dan berakhir hingga kepulangan mereka dari tanah air. Julieta terpilih sebagai Nasional Olympic Commite (NOC) assisten Iran.

“Pertama itu saya menjalani tes, bisa bahasa apa saja selain bahasa Inggris? Saya jawab Perancis dong, eh nggak tahu-nya saya terpilih sebagai NOC nya Iran, ya harus dijalani aja” ujarnya.

Dikatakan, selama menjadi relawan ia diharuskan tepat waktu dan bekerja sesuai target. Kebiasaan positif inilah yang akhirnya mampu membuat dara cantik ini bisa menghargai waktu.

“Saya sangat enjoy menjalani sebagai relawan dan disana mereka para relawan benar-benar on time banget, dan menghargai waktu itu yang saya dapat pelajarannya,” katanya.

Mahasiswi Hubungan Internasional yang baru saja lulus tersebut pun menceritakan proses rekruitmen volunteer Asian Games.

Julieta menjelaskan, rekrutmen calon relawan berlangsung pada September tahun lalu dan dibagi menjadi tiga tahap. Para volunteer harus melalui seleksi administratif dengan sistem jaringan.

Usia menjalani tahapan pertama itu, Julieta masih harus menjalani psikotes yang berlangsung dalam bentuk forum diskusi grup. Terakhir, bagi para relawan yang lolos pada dua tahapan sebelumnya, menjalani tes wawancara sebagai pamungkas.

“Banyak banget yang mendaftar, dan Alhamdulillah saya lolos. Dari UB sendiri ada empat orang kalau gak salah ya. Untuk tes? gak hanya psikotes saja, dilihat dari etika dan cara komunikasi itu aja sih. Meskipun kami benar-benar nggak dibayar, tapi kami bangga punya pengalaman yang sangat luar biasa ini,” pungkasnya.(Hmz/Aka)