Kepekaan Hak Tuli di Indonesia Masih Rendah

Seminar nasional Hear Our Sign di BAU UMM
Seminar nasional Hear Our Sign di BAU UMM (anja)

MALANGVOICE – Pagi ini (Minggu, 7/2/2016) Komunitas Akar Tuli Malang menggelar Seminar Nasional Hear Our Sign dengan tema ‘Meningkatkan Kepekaan Masyarakat Terhadap Budaya dan Hak Tuli di Indonesia ” di Aula BAU Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Ketua Pelaksana, Dina Amalia F, mengatakan ingin membuat perubahan agar masyarakat tuli dan hearing bisa berkomunikasi lewat bahasa isyarat karena budaya tuli dan hearing sangat berbeda.

“Masyarakat hearing bisa mendengar informasi dengan mudah. Sedangkan teman tuli harus lewat bahasa isyarat,” katanya kepada MVoice beberapa menit lalu.

Ia menambahkan, selama ini teman tuli juga kesulitan menikmati film atau tayangan di Indonesia karena tidak disertakan bahasa isyarat.

“Malah saya lebih bisa menikmati film barat karena ada subtitlenya, ” tambah Dina.

Seminar ini dihadiri oleh Galuh Sukmara Soejanto, psikolog lulusan salah satu universitas di Australia dan pendiri sekolah tuna rungu homeschooling The Little Hijabi Bekasi. Laura Lesmana Wijaya, orang Indonesia yang mendapat beasiswa di Hongkong jurusan linguistic bahasa isyarat, dan Farida Candrayani, orang tua dari salah satu anggota Akar Tuli yang berprestasi.

Peserta seminar terdiri dari beberapa teman tuli asal Surabaya, Jogja, Surabaya dan Sidoarjo. Ada juga teman hearing mengikuti jalannya seminar dengan antusias dibantu oleh intrepeter yang dari awal sampai akhir menerjemahkan bahasa isyarat ke bahasa Indonesia dan begitu pula sebaliknya.