Kepala BI Malang Tinggalkan Kenangan Buku “Merajut Asa Wujudkan Karya, Memberi Makna untuk Negeri”

Kepala KPw BI Malang, Azka Subhan menunjukkan buku sebagai kenangan sebelum pindah ke Medan. (Noordin/Mvoice)

MALANGVOICE – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Azka Subhan A, Selasa (25/1), menjadi hari terakhir di Kota Malang.

Selanjutnya pria kelahiran Semarang ini pindah ke Medan, tepatnya menjabat Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara.

Yang menarik, sebelum meninggalkan Malang, Azka meninggalkan kenang-kenangan berupa buku berjudul “Mwrajut Asa Wujudkan Karya, Memberi Makna untuk Negeri”.

Dengan rendah hati Azka menyebut buku ini merupakan rangkuman kegiatan BI Malang, tepatnya penyaluran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di wilayah kerja yang meliputi Malang Raya, Kota/Kab Pasuruan dan Kota/Kab Probolinggo.

“Tidak hanya di masa kepemimpinan saya, tetapi lima atau bahkan 10 tahun lalu saat BI melakukan pendampingan di sektor riil, baik klaster ketahanan pangan maupun UMKM, serta pondok pesantren,” ujarnya.

Dikatakan Azka, BI melakukan pendampingan, pembinaan serta pengembangan ketahanan pangan agar bisa naik kelas.

Produk-produk para petani tersebut diharapkan tidak hanya dilempar ke pasar lokal atau regional, tetapi bisa memiliki nilai ekspor.

Dicontohkan Azka UMKM kopi dan batik difasilitasi BI Malang dengan menggelar pelatihan manajemen usaha, pencatatan keuangan, hingga pemasaran.

Bahkan kedua UMKM ini diikutkan pameran tingkat internasional dan dipertemukan dengan pembeli dari nasional maupun mancanegara.

Dengan demikian keterlibatan BI Malang ini memberikan manfaat dengan memperluas akses pasar UMKM sehingga menjadi pelaku ekspor.

Di pondok pesantren, lanjut Azka, BI Malang memfasilitasi serta memberi pendampingan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah untuk meningkatkan kemandirian ekonomi.

Semua sepak terjang BI Malang dalam perannya terhadap pengembangan UMKM/klaster, ekonomi dan keuangan syariah, serta penyaluran PSBI, terangkum dalam buku ini.

“Kami masih cetak lima eksemplar untuk dummy karena ada beberap hal yang perlu disempurnakan. Masih sekitar 1 persen yang perlu diperbaiki, tapi saya sudah keburu harus ke Medan,” tutupnya.(end)